Pages

Thursday, October 4, 2012

Circle K -edited March 8, 2013


PENDAHULUAN
Saat saya menceritakan sesuatu, jangan dikira kata per kata adalah kode yang jauh dari konteks nya. Jika ingin mengetahui cerita yang sebenarnya, yang tak pernah saya ungkap pada siapa pun; maka saya harus menceritakan secara detail kata per kata dalam pembicaraan saya dengan orang-orang yang nama nya ada di dalam post ini. Saya harus menceritakan segala sesuatu dengan benar, agar orang-orang mendapat gambaran yang sesuai dengan cerita yang sebenarnya, sehingga dapat mengambil kesimpulan dengan tepat. Ada beberapa hal yang sebenarnya tak ingin saya paparkan, tapi saya merasa perlu saya tulis/upload di sini; agar orang-orang yang kebetulan membaca post ini dapat MENGAMBIL KESIMPULAN DENGAN TEPAT.

Perlu diingat, bahwa tulisan ini adalah kumpulan/rangkuman cerita lama yang saya tulis kembali. Saya hanya menceritakan ulang, tanpa ada maksud apa pun. Saya mengalami kesulitan untuk menceritakan kejadian yang sebenarnya jika kata per kata dikira kode/kalimat bersayap, yang bahkan seringkali diartikan jauh dari maksud/konteks nya.

Tiap kali membaca post saya, mohon agar:

- JANGAN PERNAH MENGAITKAN JUDUL DENGAN ISI POSTS, APALAGI JIKA MENGAITKAN INISIAL-INISIAL NAMA ORANG DENGAN HURUF AWAL TIAP KATA YANG ADA DI JUDUL. 

- JANGAN PULA MENGAITKAN KATA-KATA YANG ADA DI POST INI DENGAN KATA-KATA YANG SAMA YANG PERNAH SAYA GUNAKAN DI POST LAIN, KARENA KALIMAT DAN KONTEKS NYA BERBEDA. 


Demi Allah Lillahi Ta'ala semua tulisan ini adalah benar adanya, dan semua kalimat dan juga foto bukan lah kode atau kalimat bersayap bagi seseorang, apalagi bagi orang-orang yang tak saya kenal. Saya hanya memaparkan hal-hal yang saya rasa berkaitan dengan post ini. Saya tak percaya kebetulan yang terlalu kebetulan.



Jika ada screenshot film yang tak ada relevansi nya HARAP DIABAIKAN, karena saya menggunakan screenshots hanya untuk ilustrasi; dan mengcapturenya dari beberapa cuplikan film yang menurut saya sangat mendekati kisah hidup saya/jalan cerita yang saya tulis di post ini.

Tak perlu mencek quotes film-film yang screenshots nya ada di sini, atau pun beberapa film yang saya sebut di post ini; KARENA TAK ADA RELEVANSI NYA (BUKAN ITU INTI DARI POST INI). 

Walau terinspirasi sekali pun, tak ada satu pun film dan/atau novel yang amat sangat persis dengan kisah nyata nya.

Salah satu contoh adalah:


Walaupun saya tak akan membahas tentang film RISE OF THE PLANET OF THE APES di post ini, tapi saya merasa harus memberikan penjelasan ini, sebagai salah satu contoh HAL-HAL YANG TAK RELEVAN YANG SAYA MAKSUD DI ATAS. 

Tokoh kera di film RISE OF THE PLANET OF THE APES bernama Caesar. Di film tersebut ada scene CAESAR NAIK KUDA. DAN DI AKHIR FILM, CAESAR GELANTUNGAN DI ATAS POHON MENGGUNAKAN TANGAN KIRI.




Dan tokoh utama di film DEAR JOHN, last name nya adalah TYREE. JOHN TYREE << mirip kata TREE ().

John Tyree
 
FILM DEAR JOHN dan RISE OF THE PLANET OF THE APES DIRILIS TAHUN 2010 dan 2011. Tahun-tahun tersebut adalah tahun dimana saya belum tau siapa sebenarnya . BAHKAN SAYA MASIH BERMASALAH TERUS DENGAN ACCOUNT  TERSEBUT. Dengan kata lain, account sampah SUDAH JAUH LEBIH POPULER DIBANDING ACCOUNT . Siapa pun yang dianggap sedang dekat dengan saya PASTI DIKAITKAN DENGAN SAMPAH dan/atau SAMPAH BUSUK PICO SENO. Account sampah adalah account anonim. SEMUA ORANG BISA JADI/DIANGGAP SEBAGAI .


Kenyataan nya Chezar SANGAT MEMBENCI Karena kalau tidak salah dulu sempat berkoar-koar seolah-olah Chezar melakukan sesuatu yang menganggu ; PADAHAL KENYATAAN NYA TIDAK. JADI CHEZAR AMAT SANGAT KEBERTAN JIKA DIKAITKAN DENGAN ACCOUNT YANG DULU AMAT SANGAT MEMBENCI CHEZAR.

SEANDAINYA PADA SAAT ITU SAYA SUDAH MEMILIH ACCOUNT ; kemungkinan besar LAST NAME JOHN BUKAN TYREE; MUNGKIN AKAN DIPILIH LAST NAME YANG MENDEKATI KATA  .

Dan jika saat sebelum film RISE OF THE PLANET OF THE APES DIRILIS, SAYA SUDAH MEMILIH ACCOUNT , BELUM TENTU CAESAR GELANTUNGAN DI POHON SAAT AKHIR FILM TERSEBUT.  BISA JADI KERA CAESAR ITU DISHOOT SAAT NANGKRING DEPAN TOILET, misal nya. ATAU FILM TERSEBUT CERITA NYA AKAN ADA UNSUR ALIEN, ALIEN NYA.

Saya berasumsi demikian, karena film-film dan series yang tahun produksi nya lebih baru; cenderung mengekspose TOILET ATAU CAFE.

 Jangan berasumsi terlalu jauh; bahkan sampai menganalisa kata per kata dan/atau kalimat-kalimat saya. Karena tiap kalimat mengandung arti yang sebenarnya. Yang diperlukan adalah ketepatan dalam menganalisa tiap runutan kejadian sehingga dapat mengambil kesimpulan dengan tepat, berdasarkan seluruh posts yang ada di tumblr dan blog saya.Yang perlu diingat terus, ketika saya menulis sebuah nama; yang saya maksud adalah benar-benar orang tersebut.
Saya tak peduli dengan posisi yang ditukar-tukar. Jika saya menulis suatu nama, yang saya maksud adalah orang yang mempunyai nama tersebut.

SIXTH SENSE

Sixth sense saya adalah turunan dari almarhumah ibu saya. Almarhumah ibu saya juga punya sixth sense dari beliau masih kecil. Saya tak pernah membicarakan hal ini dengan orang luar, karena saya merasa tak ada guna nya. Bisa-bisa saya dianggap mengkhayal, atau gila jika saya mengatakan bahwa saya bisa membaca/mendengar pikiran orang lain.

Umur 28, tepat nya tanggal 28 Agustus 2003, ketika saya sedang berdoa sehabis sholat Isya; tangan saya terangkat tinggi dalam posisi tetap berdoa. Kemudian saya tiba-tiba dapat membaca/mengucapkan ayat-ayat doa yang tak saya hafal sebelum nya, dan tak bisa berhenti wirit. Kejadian tersebut disaksikan adik saya, Tyas yang saat itu sedang ada di kamar saya.

Setelah kejadian tersebut, jangkauan pendengaran saya lebih luas/jauh (radius nya). Dalam radius beberapa belas meter, saya bisa mendengar pikiran orang-orang yang ada di sekitar. Bahkan akhir nya saya dapat membaca pikiran/kata hati orang lain walaupun sangat jauh sekali pun; tapi untuk hal ini saya harus berkonsentrasi dan berdoa dulu. 

Childhood friend di film Sundays at Tiffany's
Childhood friends

Satu cermin dua bayang-bayang. Beda nya dengan novel tersebut, saya merasa teman kecil saya yang tak terlihat ada dua orang

Ketika saya menulis sesuatu -apa pun itu- seringkali karena mendapat inspirasi dari suara yang saya dengar di kepala dan/atau telinga saya. Sekitar tahun 2009/2010, saya menulis post THE GUARDIAN di blog saya yang onsugar dulu, dan post MY CHILDHOOD FRIENDS; pada saat itu sebenarnya belum mengetahui siapa teman kecil saya yang hanya saya lihat samar-samar tersebut. Saya hanya menulis untuk menuangkan apa yang saya rasakan dan dengar.

Saat saya menulis post THE GUARDIAN tersebut, saya hanya berharap jika teman kecil saya itu -yang saat itu belum saya ketahui siapa sebenarnya- membaca post saya dan tau bahwa saya dalam kesulitan, dan ingin mengobrol dengan orang tersebut karena saya selalu merasa tenang tiap kali selesai curhat padanya. Saya menulis post tersebut, saat saya merasa orang yang ada dalam diri saya, sempat menghilang.

Beberapa bulan lalu, ketika saya baru pindah rumah dan membongkar foto-foto lama dan tas milik ayah saya; saya menemukan foto dua botol coca-cola (1 besar, 1 kecil) dan tumpukan koran yang berada di atas kursi yang berhadapan dengan meja tersebut. Koran/majalah yang paling atas adalah THE GUIDE. Sebelum nya saya tak pernah sekali pun melihat foto tersebut. Saya pun tidak tau di mana lokasi ruangan tersebut, dan siapa yang memotret nya, yang pasti bukan di salah satu rumah keluarga saya.

Botol Coca-Cola ada yang kecil dan besar, saya asumsikan bahwa dari kecil sampai besar pun, Coca-Cola tersebut akan tetap mejadi guardian angel saya. Tapi ini hanya asumsi saya, bisa saja saya salah dalam mengambil kesimpulan



1975- akhir 1980an

Saya lahir di Jakarta, 3 Juni 1975 sebagai anak pertama dan cucu pertama dari pihak keluarga ayah saya. Saya yang cucu dan keponakan pertama bagi eyang, tante-tante dan om-om saya; sangat dimanja dan selalu dilimpahi perhatian oleh siapa pun.

Saya lahir di rumah sakit bersalin JPK, Jl. Gereja Theresia no. 22


Saya, ibu saya, ayah saya, dan Enna (Tyas belum lahir saat itu)


Saya yang saat itu lebih dekat ke keluarga besar dari pihak ayah saya, lebih sering bermain dengan sepupu-sepupu ayah saya yang laki-laki; karena umurnya tak jauh beda dengan saya (ada yang lebih tua dua, tiga atau empat tahun). Dari kecil pun saya sudah bermain dengan anjing-anjing milik adik ayah saya, om Hendra. Tapi saya paling dekat dengan Anfel. Anfel ini selalu diletakkan di sebelah saya, apalagi kalau saya sedang bermain sendirian. Saya tumbuh menjadi anak yang pemberani dan cenderung tomboy.


Saya, Anfel, dan sepupu ayah saya, Om Eko Setijo Prabowo (Tato)
 

Saya tak pernah mau dipegangi jika sedang berkuda

Jika ayah ibu saya membawa saya ke suatu tempat yang ada kuda nya, saya selalu lebih memilih untuk naik kuda sendiri, dan tak pernah mau dipegangi siapa pun (tapi sejak ibu saya pernah bercerita bahwa saya harus berhati-hati, karena kakak sepupu saya dari pihak ibu saya, yaitu Inez Cokroaminoto \ yang hobi berkuda; pernah terjatuh dan terinjak kudanya sendiri. Setelah mendengar cerita itu saya jadi agak takut naik kuda). Selain membaca, saya dulu sangat senang berolahraga, hobi saya sejak kecil adalah berenang.

Little angels

Akhirnya saya diles kan berenang di Hotel Borobudur tempat ayah saya bekerja. Ayah saya dulu juga hobi berenang dan diving.

Ayah saya, Eddy Subroto



Saya tak ingat kapan saya mulai merasa selalu mendengar banyak suara di dalam kepala saya, dan /atau ada seseorang yang berbisik pada saya. Yang saya ingat, sejak saya masuk TK, saya juga terkadang merasa ada orang lain di dalam diri saya; saya juga terkadang melihat sosok lain di dalam diri teman main saya, sepupu-sepupu saya (terutama yang laki-laki), atau sepupu-sepupu ayah saya yang hanya lebih tua beberapa tahun daripada saya. Kadang-kadang saya juga merasa suka ada yang menarik-narik kaki saya saat saya sedang tidur, dan ada energi/sesuatu yang hangat yang menjalari badan saya, diawali dari telapak kaki saya. Tapi saya tidak takut, karena saya tau bahwa itu adalah teman main saya yang tak terlihat.



Saya saat TK dan adik saya Enna, yang saat itu didandani seperti laki-laki oleh almarhumah ibu saya

Karena saya merasa ada yang selalu menemani, walaupun misalnya saya sedang main sendirian pun, maka saya tak pernah merasa kesepian. Misalnya ketika saya sedang di sekolah, dan tak mengerti suatu pelajaran; saya merasa sering dibantu oleh suara yang ada di kepala saya/yang berbisik pada saya. Lucunya suara itu tak pernah memberi jawaban langsung, hanya mengatakan, "Salah, bukan itu jawaban nya..". Seolah-olah cuma ingin mengingatkan bahwa itu bukan jawaban yang benar, dan saya disuruh mencoba lagi sampai mengerti atau mendapatkan jawaban yang benar.

Saya dan Anfel, serta balon-balon yang diikat oleh ayah saya di ekor Anfel

Ada satu hal yang selalu menganggu saya. Beberapa kali suara tersebut mengatakan bahwa saya sebenarnya cucu wakil presiden. Eyang kakung saya seharusnya menjadi wakil presiden. Entah apa maksudnya. Sejak itu saya sering meminta album-album foto lama dan kliping mengenai almarhum eyang kakung saya; yang dibuat oleh tante-tante saya. Yang banyak saya temukan hanya foto-foto almarhum eyang kakung & eyang puteri saya bersama para pelaku sejarah dan juga dengan mantan Presiden RI pertama, seperti salah satu foto di bawah ini yang kebetulan saya temukan di tas kerja lama milik ayah saya.

 Bung Karno dan almh. eyang puteri saya (paling ujung)


Tapi tak ada satu artikel pun yang menjelaskan bahwa Eyang Kakung saya menjabat seperti yang dikatakan oleh suara yang sering saya dengar. Yang saya tau, dan berdasarkan beberapa kliping dan buku-buku sejarah yang pernah saya baca; Eyang Kakung saya adalah Kepala Pusat Penerangan Angkatan Darat, dan orang terakhir yang diketahui menyimpan surat asli Supersemar; yang sampai saat ini pun tak diketahui keberadaan nya karena menurut keluarga saya (termasuk Eyang putri saya, mereka pun tak pernah mengetahui soal Supersemar tersebut).

Alm. Eyang Kakung saya yang berkacamata. Abaikan tulisan-tulisan yang tidak relevan. Saya mempost ini untuk memperkuat teori saya, bahwa memang benar ada beberapa hal yang hanya orang-orang tertentu dan berkepentingan dan/atau terkait langsung saja yang boleh tau; dan ini biasa disebut TOP SECRET. 

 Ada beberapa hal yang hanya orang-orang tertentu yang boleh tau, karena sifat nya yang mungkin sangat rahasia. Seperti hal nya Supersemar tersebut di atas; saya pun tak pernah tau siapa saya, dan apa sebenarnya profesi Boy Subarkah dan Chezar Girindra. 

Pernah juga suatu kali suara tersebut mengatakan bahwa  ari-ari (atau yang lazim disebut tali pusat bayi) saat baru lahir saya dan dia, dikubur di satu tempat yang sama. Jadi sampai besar pun kami akan terus merasa dekat walaupun tak bertemu. Tapi setau saya, ari-ari yang ditanam bersama ari-ari saya; adalah ari-ari adik saya, Enna; yang kebetulan juga berzodiac sama seperti saya, ayah saya, juga Chezar; yaitu Gemini. 


Abaikan tulisan-tulisan nya, karena tidak relevan. Saya hanya iseng mengira-ngira. Bisa jadi nama Chezar Girindra terinspirasi dari CGMI (Concentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia). Sekilas, tulisan GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia), mirip tulisan GEMINI. Bung Karno dan Soeharto zodiac nya Gemini. 


Saya sering bicara dan nyanyi-nyanyi sendiri, karena merasa selalu ada yang menemani saya

Adik saya Enna, memanggil saya dengan sebutan kakak. Adik saya Tyas, memanggil saya dengan sebutan Mbak. Jadi di rumah saya mempunyai dua panggilan/sebutan yang berbeda, KAKAK dan MBAK. 


Ketika saya kecil, salah satu TV series favorite saya adalah WHO'S THE BOSS (Tony Danza, Alyssa Millano yaang juga membintangi film Sundays at Tiffany's)

HARUMI NILA SITA IS THE MAID. I'M THE BOSS.


Ketika SD, saya mengambil ekstra kurikuler drum band karena saya suka musik. Awalnya saya memainkan suling, tapi tak bertahan lama. Saya sering mendengar suara di kepala saya yang bilang, “Jangan suling, kamu ngga cocok. Genderang aja..”.   

Saya dengan pakaian drum band, di depan mobil ayah saya yang berplat B 2507 ZG
Saya tidak punya foto mobil tersebut, tapi tulisan yang ada di foto ini adalah tulisan tangan ayah saya di album foto saat kami road trip ke Bali tahun 1987
                        

Akhirnya saya minta pelatih drum band saya untuk coba main genderang, ternyata saya memang lebih suka jadi pemain genderang.



Lucunya, di piagam penghargaan ini; foto saya tak dipasang. Apakah jangan-jangan yang bermain genderang bukan saya, tapi “saudara kembar” saya, yang ada di dalam diri saya/separuh saya?

Setelah puluhan tahun, akhirnya baru kemarin (9 Oktober 2012) mengakui bahwa ia lah yang selama ini memang ada dalam diri saya. Chezar.

Tapi entah kenapa, saya tak yakin kalau hanya Chezar yang selama puluhan tahun menempel di saya. Karena suara-suara yang saya dengar, banyak. Seperti bukan hanya suara satu orang. Saya rasa Boy juga menempel pada saya dari dulu, KARENA SELAIN BISA BERMAIN PIANO DAN GITAR, BOY JUGA BERMAIN DRUM. 

Dari kecil Azka suka sekali pada alat musik drum


Foto-foto ini saat Azka berusia 2 tahun

25 Agustus 1990

Umur saya 15 tahun, belum punya pacar, dan belum pernah pacaran. Saya tertarik untuk kursus bahasa Perancis karena sering melihat/mendengar ayah saya ngomong Perancis. Diantar Pak Madji (supir sekaligus ex-ajudan eyang kakung saya yang sudah mengabdi puluhan tahun); siang itu saya ke Centre Culturel Francais (CCF), Senopati; saya bermaksud untuk survey dulu sebelum memutuskan untuk mendaftar. Setelah sempat melihat-lihat sekadar nya, saya bertemu dengan seorang remaja sebaya saya. Dia ngenalin dirinya terlebih dulu, dan sangat ramah. Nama nya Chia, dia bilang dia berencana untuk daftar ulang. Karena sebelumnya dia pernah kursus juga di sana. Setelah itu Chia memanggil teman nya yang baru selesai kursus sore itu, dan saya diperkenalkan. Namanya Evelyn.

Setelah itu kami bertiga menuju parkiran. Evelyn langsung pulang; saya menuju mobil, dan Chia cuma berdiri di depan tempat kursus. Katanya jemputan nya belum datang. Chia yang belum dijemput, saya ajak untuk menunggu sebentar di mobil saya; tapi Chia menolak. Dia bilang, "Sebentar lagi juga dateng, kakak gue ngga pernah ngaret kok. Ini gue aja yang kecepetan.". Akhir nya saya ikut nungguin Chia dulu, sambil beli minuman di warung sebelah CCF. Ngga lama kemudian Chia bilang, "Itu jemputan gue udah dateng, parkir di seberang lagi. Ke mobil gue dulu yuk, kenalan sama kakak gue bentar.".

Kebetulan supir saya juga parkir di depan CCF, jadi mau ngga mau saya pun harus nyebrang. Ketika kami menuju mobil Chia, kakak nya turun. Tinggi, kulitnya putih kemerahan, pakai t-shirt dan celana pendek jeans (sedikit di bawah lutut), dengan tattoo di beberapa bagian tangan nya. Muka nya agak galak dan gaya nya agak belagu, tapi ternyata kalau sudah ngobrol, kesan tersebut langsung hilang, orang nya ramah, kocak, dan sopan. Nama nya Chezar. Dan Chia memanggil nya dengan sebutan kakak. Saya jadi ikut manggil kakak saat itu.

Chezar bilang dia belum lunch, dan dia ngajak kami berdua makan. Sebenarnya saya agak "takut", karena melihat tattoo nya. Tapi Chezar agak maksa, bahkan dia nyuruh saya untuk bilang ke Pak Madji, supaya pulang saja. "Rumah kamu di mana?" kata Chezar. "Di Bangka, kak..". "Oh deket banget. Nanti kita aja yang nganterin kamu". Akhirnya saya nyuruh Pak Madji untuk menjemput eyang puteri saya dulu di kantor nya; dan bilang bahwa ngga perlu jemput saya lagi.

Kemudian kami makan siang di salah satu restaurant ribs, karena kata Chezar ia sudah lama tak makan ribs. Ketika Chia sedang cuci tangan; saya bilang ke Chezar,

Saya     : “Muka kakak kok familiar ya? Aku kayak sering liat dimana gitu..”.
Za         :  “Kamu ngga inget aku ya?” .
Saya     : “Emang kita pernah ketemu, kak?”.
Za         : “Hm, ngga sih, ngga pernah ketemu. Aku cuma becanda kok..”

Setelah late lunch, saya langsung diantar pulang. Kemudian saya dan Chia tukeran nomor telephone. Singkat nya, saya , Chia dan Chezar sempat jalan beberapa kali selama 2 bulan. Tapi itu pun karena Chezar yang selalu mengantar dan mengawal Chia kemana pun, saat itu. Jadi bukan Chia yang menemani saya dan Chezar jalan. Saya pun tak pernah mengakui bahwa saya menyukai kakak nya. 

Setelah sering bertemu, Chezar  bilang kalau dia suka sama saya. Tapi saya tolak. Alasan saya, belum mau pacaran. Saat itu saya "serem" kalau pertama kali pacaran sama cowok bertattoo. Sekitar akhir bulan Oktober, Chezar berhenti menghubungi saya dan saya tak pernah bertanya pada Chia. Saya malu dan gengsi.


Maret 1991
Saya pacaran untuk pertama kali nya dengan kakak kelas saya, Nara Suryadharma; yang saat itu punya mobil VW Kodok putih berplat nomor B 1049 NP. Nara saya ajak untuk kursus Bahasa Perancis juga. Akhirnya tiap kali kursus, saya selalu berangkat dan pulang bareng Nara, kecuali jika salah satu dari kami sedang bolos kursus, saya biasanya diantar jemput oleh supir atau bersama teman saya, Dini.

Saya ingat betul, almh. ibu saya pernah mengatakan sesuatu yang aneh saat saya sedang mengambil minum untuk Nara; yang saat itu sedang bermain piano di ruang tengah. Tapi tak saya ambil pusing, karena saya pikir ibu saya hanya bercanda saat itu, karena beliau bicara sambil lalu: "Kamu tau ngga, kalo orang kemasukan ruh orang lain, misalnya ruh itu jago main piano; nanti yang dimasuki jadi bisa main piano juga..". Saya cuma ketawa, karena saya saat itu ngga ngerti maksud ibu saya. Yang saya tau Nara sekeluarga memang bisa main piano. Tapi perlu diketahui, Nara dan beberapa keluarga nya (termasuk salah satu adik ayah nya; punya sixth sense)

Ternyata mungkin yang dimaksud ibu saya dengan raga yang dimasuki ruh, adalah seperti di film GHOST. Bedanya jika di film Ghost, ruh yang masuk ke raga seseorang adalah ruh orang yang telah wafat; maka di kisah hidup saya yang aneh ini; ruh yang masuk ke raga siapa pun yang sedang dekat dengan saya; adalah ruh orang yang masih hidup.

Setau saya film GHOST diproduksi tahun 1990, tahun yang sama saat saya pertama kali kenal Chezar. Tapi saya nonton film tersebut bersama Nara di Empire (yang sejak beberapa tahun lalu diganti menjadi: Grand Wijaya). Berarti film GHOST dirilis pertengahan tahun 1991, beberapa bulan setelah saya dan Nara pacaran.


Siapa pun orang yang sedang dekat dengan saya, juga merupakan medium atau perantara dari orang yang diam-diam mengamati saya dan dijodohkan diam-diam oleh keluarga saya; tapi belum dimunculkan (baru muncul belakangan). Bisa jadi Boy, atau SAMPAH BUSUK PICO SENO; atau juga kedua nya
Jadi hubungan percintaan saya akan selalu SEGI TIGA atau SEGI EMPAT, karena adanya medium/perantara; seperti yang dilakukan Whoopi Goldberg yang bersedia raganya digunakan oleh Patrick Swayze



Berbagai Cerita Lain (periode 1993-Oktober 1999)

Saya kenal Boy saat saya masuk kuliah di jurusan Arsitektur, angkatan '93. Beberapa bulan setelah saya masuk kuliah, ayah saya membeli Mitsubishi Lancer yang akhirnya menjadi mobil saya (yang saya kendarai sehari-hari). Mobil tersebut berplat nomor B 710 KP. Saat itu saya bahkan tak tau siapa yang dimaksud, karena saya BELUM MENGENAL SAMPAH BUSUK PICO SENO, dan tidak pernah dekat dengan laki-laki mana pun yang berinisial P.

7/10 adalah tanggal lahir almh. ibu saya, 7 Oktober dikombinasikan dengan inisial saya, yaitu K dan inisial P.
Mobil saya diberi velg berbentuk SEGITIGA oleh ayah saya
 
Velg tersebut saya yakini adalah simbol dari cinta segitiga; yang mana di luar kemauan saya dan tanpa sepengetahuan saya. Sekarang; beberapa belas tahun kemudian.. saya baru tau bahwa dengan siapa pun saya berhubungan; maka hubungan saya akan selalu merupakan CINTA SEGITIGA. YANG PALING MENJIJIKKAN ADALAH: Tiap kali saya berhubungan dengan seseorang, hubungan saya selalu DIKAITKAN DENGAN SAMPAH BUSUK PICO SENO.


Setelah 25 April 1996 saat saya dan Boy resmi pacaran; Boy memberikan saya anjing Miniature Pinscher, yang kata nya mix. Menurut Boy, anjing tersebut laki-laki. Saya memberi nama anjing tersebut, Sancho.


My Miniature Pinscher mix, Sancho

Beberapa hari setelah itu, Boy bilang bahwa anjing tersebut ternyata perempuan (saya memang belum sempat mencek jenis kelamin Sancho dari awal). Akhirnya nama nya kami ubah jadi Cocho, supaya lebih terdengar cocok untuk anjing perempuan.

Cocho hilang pada saat house warming party di rumah baru orang tua saya, di Komplek Pertamina (Juli 2012), dan sampai sekarang belum ditemukan.


Cocho

Saya kenal Lukman Sardi karena ia adalah teman dekat kakak Boy, yaitu Rico (yang juga dipanggil dengan sebutan Kakak oleh orang rumah mereka). Lukman juga dulu sering main ke rumah Boy. Kebetulan Lukman Sardi adalah anak dari pasangan Idris Sardi dengan salah satu teman dekat ibu saya; yaitu tante Ita (setelah mereka bercerai, Idris Sardi menikah dengan Marini Soerjosoemarno).

Mobil di bawah ini adalah mobil milik almarh. eyang puteri saya, yang dibeli jauh sebelum saya kenal Boy. Tapi plat salah satu mobil tersebut adalah B 65 RL. 6/5 atau 6 Mei adalah tanggal lahir kakak nya Boy; yaitu Rico.

Mobil biru milik almh. eyang puteri saya B 65 RL << 6 Mei Rico (kakak), dan L nya bisa jadi Lukman. Tapi mungkin juga Leo, yang belum saya kenal pada masa itu

Saya dan Boy kadang jalan dengan gang kakak nya Boy (Doit, David, Lukman, Lia, Iskandar, dan pacar Iskandar saat itu, yaitu Raslina). Salah satu yang sering ke rumah Boy adalah Berliana Fibrianti (Lia) << Berlian

Lia ini dulu memerankan tokoh utama di sinetron Noktah Merah Perkawinan. Suatu waktu ketika saya sedang jalan berdua dengan Boy ke roti bakar Eddy; kami bertemu dengan Lia dan Rico Karindra (ex saya sebelum Boy, dan Boy juga sudah kenal Rico Karindra sejak sebelum saya dan Boy resmi pacaran). Ternyata Lia dan Rico pacaran. Tapi sebelum nya Lia tak pernah tau saya dan Rico Karindra pernah dekat, bahkan Lia tak pernah tau kalau saya dan Rico Karindra kenal.

Entah kebetulan atau tidak, salah satu teman kakak Boy saat itu ada yang nama nya Iskandar (mirip nama sekolah saya sewaktu TK dan SD, yaitu Iskandaria). Sebelum nya saya pernah kenal Iskandar Haznam, karena ia pernah pacaran dengan teman saya ketika SMA dulu, yaitu Melly Manuhutu.   

Saya rasa mereka semua juga sudah drama saat itu.


2002
Saya kenal Leo tahun 2002, ia adalah salah satu klien saya. Di tahun yang sama, ayah saya membeli mobil Baleno, yang akhirnya menjadi kendaraan saya sehari-hari. Baleno tersebut berplat nomor B 8063 BC. Plat mobil tersebut memang tak ada hubungan nya dengan tanggal lahir Leo. 8 adalah tanggal lahir Arman, yang pada tahun ini juga belum saya kenal.

8 bisa jadi angka lahir, bisa juga bulan ke delapan; yaitu Agustus. Agustus adalah bulan dimana saya dan Chezar pertama kali bertemu, dan bulan dimana saya dan Boy melakukan pendekatan serius (per awal Agustus 1995). 


Saya asumsikan B 8063 BC adalah kombinasi tanggal lahir Arman, tanggal lahir saya 3/6 (June 3), dan inisial Boy dan Chezar. Atau tanggal lahir saya dengan bulan dimana saya-Chezar, juga saya-Boy benar-benar dekat. Lagi-lagi cinta segitiga. Padahal tahun 2002 saya sudah tak berhubungan dengan Boy dan belum bertemu Chezar lagi, bahkan belum mengenal Arman.



4 Januari 2004 

Huruf Z di film The Vow (Channing Tatum berperan sebagai Leo). Jadi asumsi saya, Caja adalah Chezar dan Chezar terkadang berperan jadi dirinya sendiri, tapi terkadang jadi Boy


Saya ada keperluan di daerah Blok M. Sebelum pulang, saya mampir untuk makan di Bakmi GM, Melawai. Saya saat itu sendirian. Kebetulan saat itu parkir di dalam Bakmi GM tak terlalu penuh. Saya parkir di dalam, kemudian ketika saya keluar; ada mobil masuk dengan buru-buru -bahkan bumper sebelah kiri nya hampir menyenggol saya- dan parkir di sebelah mobil saya. 

Saya berniat untuk memaki pengemudinya begitu orang tersebut keluar dari mobil, karena saya hampir terserempet bumper mobil nya. Ketika pengemudi nya turun; saya kaget. Chezar. Makin tinggi (menurut penglihatan saya saat itu), kulitnya jadi agak kecokelatan, tattoo nya makin banyak sampai memenuhi lengan kanan-kiri nya, mengenakan t-shirt dan jeans, dan topi.

Saat itu saya merasa saya seperti melihat Boy. Padahal Boy dan Chezar sama sekali tidak mirip; satu-satunya kemiripan mereka adalah: rahang/garis-garis muka yang keras dan bentuk muka yang tirus. << bentuk muka laki-laki yang saya suka, by the way.

Karena Chezar juga sedang sendirian, dan saya juga sedang sendirian (dan kami sama-sama sedang tak punya pacar); akhirnya kami makan berdua. Lalu Chezar mengkonvoi saya. Setelah 4 Januari, kami cukup intens berhubungan, dan sejak hari itu, Chezar menyuruh saya memanggil nya: Za.

Sekadar info, tahun 2004 Chezar masih tinggal di rumah orang tuanya atas permintaan ayah nya. Karena dua kakaknya sudah menikah dan tidak tinggal di rumah orang tuanya lagi; lalu adiknya, justru tinggal di rumah Cinere, yang lokasi nya berdekatan dengan rumah orang tua pacar nya saat itu (yang akhirnya jadi ex-suami nya). Jadi, Chezar dan Chia yang adik-kakak; tidak tinggal serumah. Lucu nya, terakhir saya telephone Boy di awal 2011; Boy bilang kantor nya saat itu di daerah Cinere.


29 Januari 2004
Chezar menelphone dan bilang bahwa kakak nya, akan merayakan wedding anniversary di rumah orang tua mereka, tanggal 1 Februari. Chezar bilang dia malu kalau belum punya pasangan; dan dia malas ditanya-tanya oleh keluarga besar nya. Jadi dia mengundang saya; dan mengatakan pada Chia bahwa ia kebetulan bertemu saya di Bakmi GM, dan mengundang saya cuma supaya ia tidak ditanya keluarganya mengapa belum punya pacar.

Saya menyetujui. tapi saya bilang bahwa mungkin saya datang agak malaman; karena teman saya saat itu juga ulang tahun. Besoknya Za menelphone saya dan bilang bahwa ternyata pesta nya diundur, karena kakak nya harus keluar kota selama beberapa hari. Saya pikir kebetulan, jadi saya ngga perlu kalang kabut untuk ke dua tempat.


1 Februari 2004
Za menelphone saya ketika saya sedang di jalan. Saya bilang saya ngga bisa lama-lama karena sedang menyetir. Kami hanya ngobrol tentang aktivitas kami hari itu, sambil lalu Za tanya kira-kira saya pakai baju warna apa. Za bilang ia mau warna baju kami serasi. Saya bilang karena acaranya adalah wedding anniversary, tapi berkonsep casual; maka saya akan menggunakan atasan rapi warna merah dipadu pantalon hitam dan asesoris gold agar terlihat lebih formal. Za bilang ia akan menggunakan pakaian dengan nuansa merah. Saya yang saat itu sedang menyetir tak bertanya lagi dan tidak menganggap pertanyaan tersebut sebagai suatu kejanggalan.


3 Februari 2004
Za menawarkan untuk menjemput saya, saya bilang tak usah karena saya pikir Za pasti sedang ribet juga. Saya datang sendiri dengan menggunakan pakaian semi formal merah-hitam dengan asesoris gold, sesuai dengan yang saya sebut pada Za. Sesampainya di sana ternyata para undangan menggunakan pakaian yang sangat formal; terutama yang wanita. Za menggunakan batik lengan panjang warna merah maroon kecoklatan. Chia, yang menyusul belakangan ke mobil saya; menggunakan kebaya dengan bustier dan rok lebar nuansa hijau pupus.

Suasana pesta jauh dari yang saya bayangkan, karena Za mengatakan Chezar bilang, "Santai kok, casual gitu konsep pesta nya, pesta taman. Bukan pesta sih; dinner deket pool. Kita-kita aja.". Yang saya bayangkan adalah: anniversary dinner nya di taman belakang, berkonsep casual dan santai. Pengertian saya, hanya keluarga inti (dan mungkin saudara-saudara dekat nya) yang akan hadir. Pesta nya memang di kebun, tapi seluruh halaman rumah nya digunakan sebagai area pesta. Saya pikir hanya dinner di taman belakang.

Ternyata semua tamu berpakaian formal. Para undangan pria rata-rata mengenakan batik, dan yang wanita rata-rata mengenakan gaun dan kebaya dengan rambut disasak tinggi. Saya sempat ngga mau turun waktu itu. Za menawarkan untuk meminjam gaun Chia. Saya bilang nggak mungkin, karena walaupun saya mengenakan high heels, tapi tinggi Chia mungkin sekitar 177 cm (karena jika Chia menggunakan sepatu dengan hak sedang saja; ia hampir setinggi kakak-kakak nya yang rata-rata tinggi nya di atas 180 cm). Size saya dan Chia pun tak sama. 

Akhirnya saya mau turun setelah dibujuk, dan karena Za berjanji akan mencarikan saya table di pojok. Setelah saya turun, Za menmbawa saya masuk melalui pintu utama yang tertutup, tidak langsung ke area pesta. Saya tanya, “Kenapa ngga langsung ke taman?”. Za bilang, “Kata nya ngga pede? Masuk lewat pintu belakang aja yang langsung tembus ke pool..”. Saya ngga banyak tanya dan hanya mengikuti Za. Di dalam saya berpapasan dengan beberapa pasang orang tua, mereka langsung menyapa, “Hai, apa kabar?” sambil tersenyum. Dua orang tante nya Za malah langsung memeluk saya dengan ramah; dan satu orang oma nya malah langsung mencium pipi saya.  Saya terkaget-kaget karena tak menyangka akan mendapat sambutan seperti itu.



Sampai di area taman belakang, saya bertemu dengan orang tua Za, Cyril dan Caja. Kakak-kakak nya dan juga ayah nya menggunakan batik yang sama persis dengan Za. Begitu pun ibu dan kakak-kakak ipar nya, mereka menggunakan baju yang sama dengan Chia, hanya model kebaya nya saja yang berbeda.
Ternyata sama saja, Za sama sekali tak mengenalkan saya pada keluarga nya.

Za hanya senyum melihat saya yang hanya menjawab, “Kabar baik..” pada hampir semua orang yang menyapa saya denga pertanyaan yang sama; “Apa kabar?”. Za tidak memperkenalkan saya sama sekali, tidak menyebut nama saya, dan juga tidak mengenalkan nama saudara-saudaranya pada saya. Seolah-olah saya dan keluarga nya telah saling mengenal satu sama lain.


Ada mini stage dan penyanyi juga band pengiring; saya mendapat table di pojok. Za beberapa kali meninggalkan meja untuk berbaur dengan keluarga nya. Menurut Za yang dating malam itu hanya keluarga besar nya (dari pihak ayah ibu nya), dan sahabat-sahabat Cyril juga istri nya. Za bilang ia tidak mengundang teman-teman nya sama sekali.

Sambil makan, saya memperhatikan keluarga Za dari pihak ibu nya yang orang Manado-Belanda; yang sedang menari poco-poco di depan mini stage. Saya tertawa kecil; karena merasa janggal melihat tante-tante nya yang bermuka Indo menari tarian khas Manado dengan menggunakan kebaya dan jarik (tidak semua, ada yang mengenakan rok lebar).  Ketika saya sedang memperhatikan sambil senyum-senyum sendirian, Za datang bersama seorang WAITER yang tinggi nya hampir sama dengan Za; dan wajah nya bisa dibilang good looking. Waiter tersebut membawa nampan berisi hampir semua desserts (baru belakangan ini Za memberitahu saya, bahwa malam itu ia beperan sebagai Boy, dan waiter tersebut adalah/berperan sebagai diri nya; dan sebenarnya waiter itu adalah teman nya yang menyamar/menggunakan baju waiter).


Dessert taken from http://images.pictureshunt.com

Za   : “Nih, desserts. Kan kamu ngga mau bolak balik ambil makananan karena ngga pede sama baju kamu.”
Saya : “Buset, banyak amat?! Gemuk deh aku pulang dari sini…”
Za    : “Aku ngga tau kamu mau yang mana, jadi aku bawain semua, porsi dobel.
Saya  : “Maksud nya?”
Za    : “Tiap macem, 2 slices/cups. Aku juga mau, emang kamu aja? Eh, ngapain sih senyum-senyum sendiri? Udah duduknya mojok, senyum sendirian; dikira orang kamu kesurupan lho…”
Saya: “Aku lagi ngeliatin tante-tante kamu. Lucu banget poco-poco tapi pake kebaya sama jarik.”
Za   :  “Hahaha, aneh ya? Mualaf semua tuh, sama kayak mama ku. Malah ada yang udah hajjah..”
Saya : “Oya? Wow. Suami-suami mereka Jawa?”
Za    : “Yup…”

Ketika kami sedang  makan Creme Brulee, Za tanya ke saya, "Kamu suka ngga Creme Brulee nya?". Saya yang memang suka segala jenis dessert,menjawab, "Banget! Suka banget. Ini enak banget!". 


Creme Brulee, taken from http://curtisstone.com

Kemudian kami mencicipi hampir semua desserts yang dibawa waitres tersebut. Ada kue-kue kecil yang bentuk dan hiasan nya lucu-lucu; yang disebut cupcakes (pertama kali saya lihat cupcakes, saat wedding aniversary Cyril. Seingat saya, tahun 2004 cupcakes belum ada di cake shop mana pun di Indonesia).

Kami mencoba hampir semua jenis desserts. Seperti salah satu scene di Sundays at Tiffany's ini


Ketika kami sedang ngobrol sambil menikmati desserts, kakak Za yang nomor dua yaitu Caja; menghampiri meja kami dan kalau saya tidak salah, ia bilang, "May I  join you guys?" atau "May I cut in?". Za cuma ketawa dan menyuruh nya duduk.

Anggap yang ada di gambar ini adalah Za, saya dan Caja


Caja (zodiac nya Leo) adalah yang paling talkative dan slengean daripada Cyril dan Chezar, dari semua kakak-kakak Chia, Cyril yang paling pendiam. Za meninggalkan saya dan Caja kira-kira 15 menitan, kemudian ia kembali dan mengajak saya slow dance.  Singkat nya, saat kami sedang slow dance, Chezar bilang bahwa dia ngga pernah bisa melupakan saya, dan dia nyatain lagi (ngajak saya jadian). Saya bilang, saya pikir-pikir dulu.


Setelah 3 Februari 2004-May 2004
Semenjak itu, tiap kami jalan dan ketemu teman/orang-orang yang dikenal Za; ia pasti memperkenalkan saya sebagai pacar nya walaupun saat itu kami belum resmi jadian -karena saya belum kasi jawaban -tapi saya ngga pernah keberatan. Saya cuma senyum dan menyebut nama saya tiap kali diperkenalkan ke orang-orang yang kebetulan ketemu kami saat kami sedang makan atau jalan.

Perlu diketahui, Za kadang-kadang menyebut diri nya dengan AKU, KADANG-KADANG SAYA. Tapi saya selalu menyebut diri saya dengan AKU.

Hubungan saya dan Za dulu, ngga beda jauh dengan saya dan B saat kami belum resmi jadian. Saya bilang sama Za, bahwa saya belum bisa menghilangkan perasaan saya ke Boy, dan sebenarnya saya masih suka keinget Boy terus. Menurut saya Za baik banget, jadi saya ngga tega kalau cuma kasi cinta yang 1/2 hati. Saya mau jadian kalo rasa saya ke B sudah hilang total. Sebenarnya yang saya  lakuin, persis seperti yang Boy lakuin ke saya dulu; sy mengadaptasi/terinspirasi dari Boy sebelum kami resmi jadian dulu. Bedanya, kalau dulu Boy nyuruh saya nunggu sampai cintanya 100%, sementara saya minta Za nunggu sampai cinta saya ke Boy hilang: jadi Za bisa dapat cinta saya total, tanpa adanya sisa cinta dari pasangan saya yang dulu (Boy).

Za tanya ke saya, “Kalo boleh tau, kamu putus dari Boy karena apa?”. Saya bilang, “Karena Boy terlalu eksis dan sering lupa sama aku kalo lagi hang out sama temen-temen nya..”.
Saya menjelaskan pada Za, bahwa setelah saya dan Boy balik pada September 1998, kami membuat perjanjian. Saya memperbolehkan Boy untuk clubbing/boys night out satu atau dua kali dalam seminggu, dengan syarat harus memberi tau/mengabari saya; bukan seizin saya karena saya sudah memperbolehkan, hanya saja saya merasa saya punya hak untuk diberitahu. Tahun 1995 kami berdua memang masih menggunakan pager, tapi pertengahan 1996 kami sudah sama-sama menggunakan handphone. Sementara saya selalu mengabari Boy keberadaan saya.

Saya baru sampai Puncak dengan teman-teman saya, langsung mengabari Boy

Dulu, kalau sudah ngobrol dengan Boy, saya tak mempedulikan sekitar. Saya meminta Boy untuk meyusul saya ke Puncak, dan besok nya Boy menyusul

Sahabat saya Oke, sampai menindih tubuh saya saking kesal nya saya menelphone Boy (Okeu) terus, sampai malas berfoto

Ketika sedang menelphone Boy, mata kiri saya sering gatal dan berair (lihat bagian yang saya lingkari). Mata kiri saya sering tiba-tiba gatal atau mengeluarkan air mata sendiri.

Kemudian saya bilang bahwa di bulan November 1998, dua kali BOY MELANGGAR JANJI NYA. Dua kali BOY CLUBBING TANPA SEPENGETAHUAN SAYA. SAYA TAU DARI TEMAN SAYA YANG MENGATAKAN BAHWA IA KETEMU/MELIHAT BOY DI SALAH SATU CLUB. BOY PUN MENGAKUI KEMUDIAN MEMINTA MAAF DAN BERJANJI UNTUK KESEKIAN KALI NYA, TAK AKAN MENGULANGI. Saya jelaskan pada Za, bahwa Boy beberapa kali minta balik; tapi saya saat itu SUDAH SANGAT KECEWA, akhirnya tak mempercayai apa pun yang Boy katakan; tapi saya masih belum bisa menghilangkan perasaan saya pada Boy. Jadi daripada saat saya dan Za sudah resmi pacaran saya masih belum bisa melupakan Boy, maka saya minta waktu dulu untuk benar-benar menghilangkan cinta saya ke Boy.


Za menyetujui,. dengan syarat bahwa saya ngga boleh ingkar. Saya menyanggupi, karena pada dasarnya saya memang beritikad baik. Akhirnya kami sepakat pendekatan dulu, tapi sepertinya Za mulai sakit hati karena tiap menjemput saya; dia ngga pernah saya izinkan untuk masuk ke dalam rumah dan berpamitan pada keluarega saya. Saya selalu suruh Za parkir agak jauhan dari rumah, dan menunggu di mobil sampai saya masuk mobil atau seringnya kami bertemu di tempat yang telah kami sepakati (tempat dimana kami janjian). Saya paranoid kalau Za ketemu eyang putri, ibu saya, apalagi ayah saya yang cukup protektif terhadap para pria yang belum ia kenal dengan baik. Saya takut mereka shock jika melihat tattoo nya Za. Jika Za sedang malas bepergian, dia jemput saya; lalu kami ke rumah nya (rumah orang tua nya).

Di rumah nya kami cuma ngobrol-ngobrol, main sama anjing-anjing nya, dan beberapa aktivitas seperti di film The Vow dan di lagu The One That Got Away. Kami sering naik ke balkon dan duduk-duduk dekat genteng rumah nya, sambil minum champagne (atau apa saja); karena kata Za dia suka dapat inspirasi melukis kalau duduk di atap rumah.

Salah satu scene di rooftop (film Chasing Liberty)



Satu hari, saya agak kebanyakan minum wine; saya berdiri di genteng sambil bentangin tangan saya dan bilang, "Liat ni aku kayak Kate Winslet di Titanic. Dulu aku sama Boy begini juga nih di kapal."
 Za cuma ketawa aja sambil bilang (seperti sedang ngomong sendiri), "Ya, Boy lagi Boy lagi. Apes bener gue". Abis itu kami ketawa, Za keliatan biasa aja dan ngga marah sama sekali soal Titanic tersebut.

Saya juga menceritakan kepada Za, bahwa saya dan Boy dulu ingin menamai anak kamu SHATURA (laki-laki) dan SHALIMAR (perempuan). Entah apa maksud nya, Za menjawab, "Noted..". Kemudian Za menatap bulan dan bilang...

The moon


Za    : "Saya lebih suka bulan daripada matahari. Karena matahari ngga bisa ditentang atau     
            ditantang dan matahari ngga selalu ada.." << saya rasa matahari yang Za maksud saat itu 
            adalah SAMPAH BUSUK PICO SENO yang belum saya kenal, tapi selalu dikaitkan
            dengan siapa pun yang sedang dekat dengan saya.
Saya:  "Maksud nya?"
Za    : "Ngga ada orang yang berani natap matahari, bisa buta kalo coba-coba natap matahari.  
            Bulan itu adem, bisa dilihat siapa pun, dan selalu ada saat orang-orang mulai ngerasa  
            kesepian malam-malam. Kalo hujan, atau mendung, kadang matahari suka ngga ada. Tapi  
            kalo hujan malam pun, bulan akan selalu ada. Saya lebih milih jadi bulan daripada  
            matahari.."
Saya  : "Biar bisa diliat siapa pun maksdunya?"
Za      : "Bukan. Kalo pagi, semua orang pasti beraktivitas, ngga akan ada yang kesepian;  
              walaupun matahari ngga terbit sekali pun, pagi akan tetap terang dan ngga akan ada    
              orang yang  ketakutan. Karena pagi atau siang, udah pasti tetap terang. Tapi kalo  
              malam, orang udah masuk kamar sendiri-sendiri, mulai kesepian. Tanpa ada bulan,  
              malam  akan jadi   gelap gulita. Saya lebih milih jadi bulan, supaya bisa nemenin semua 
             orang yang takut  dan kesepian. Saya milih jadi bulan supaya bisa diliat kamu terus,  
             tanpa  ngerasa takut karena kepanasan."
Saya    : "Okay, noted."
Za        : "Kamu inget ya, SIAPA PUN ORANG NYA KALAU ORANG TERSEBUT NGGA PERNAH NINGGALIN KAMU DALAM KESEPIAN; BERARTI ORANG ITU BULAN."

Saya karena agak tipsy jadi mengiyakan semua omongan Za malam itu. Tapi Za memang sering sekali membahas soal bulan ini. Menurut Za, bulan itu adem.

Setelah itu Za tanya ke saya : "Tipe cowok yang kamu suka kayak gimana sih? Kayaknya kamu ngga 
                                               tertarik  sama saya soalnya waktu pertama kali ketemu.."
Saya                                   : "Pokoknya tipe ku bukan yang putih gitu. Aku kan sebenernya ngga suka  
                                             yang kebule-bulean atau yang muka nya oriental gitu. Aku suka yang  
                                             kereng-kereng. Yang cenderung ngga banyak ngomong, tapi cerewet kalo
                                             lagi ngobrol sama aku, bisa diajak ngomongin apa aja.."
Za                                      : "Kayak saya dong? Kan saya diem, tapi bawel kalo lagi sama kamu. Hehehe.."
Saya                                  : "He-eh.."
Za                                      : "Kereng apaan sih?"
Saya                                   : "Yang kulitnya kecoklatan, sorot mata nya tajem kayak kamu, alisnya tebel, 
                                             muka nya laki banget, dan ngga kumisan.."
Za                                      : "Yang kayak Spanish kearab-araban gitu? Exotic?"
Saya                                  : "Ya kurang lebih gitu lah, pokoknya sorot mata nya harus tajem, kalo ngga 
                                            kayak orang bego.."
Za                                     : "Terus apa lagi?"
Saya                                  : "Yang ngga terlalu tajir. Karena cowok tajir kadang suka seenak-enak nya. 
                                            Takutnya diremehin, karena cowok tajir suka mikir apa pun bisa dibeli.."
Za                                     : "Ngga semua ah, saya ngga gitu.."
Saya                                 : "Ya mudah-mudahan kamu gini terus.."

Setelah kami ngobrol di genteng malam itu, saya bilang saya mau pulang. Kemudian saya langsung ke depan dan (karena agak tipsy) saya ngomong agak kencang, "Dude, where's my car?!". Za jawab, "Dude?! Seriously, Kay? Dude?!".

Karena lagi tipsy, saya lupa kalau malam itu ngga bawa mobil, karena dijemput. Dan sepanjang di perjalanan, saya dicuekin karena Za bete saya sebut, 'dude'. Padahal saya cuma bercanda ngikutin kalimat di sebuah film.

Hobi Za adalah melukis, main musik, dan sports (berkuda, bungee jumping, bola, basket, renang, dan tinju). Za sering latihan dengan punching bag di rumah nya. Za tidak pernah main golf, menurut nya olah raga golf membosankan.

AIR dan BERENANG identik dengan Boy. Chezar memang sering iseng ngajak saya dan nyuruh saya ikut renang, kalau dia lagi berenang di rumah nya. Tapi saya tak pernah mau.

Suatu hari, sepulang kantor saya ke salon karena saya merasa terlalu malas untuk keramas dan ngeblow sendiri di rumah (esok hari nya ada meeting dengan beberapa clients). Saat saya di salon, Za menelphone saya dan tanya apa saya ada rencana malam itu; Za bilang ia lagi kesepian dan ingin ketemu saya; tapi ia sedang malas jalan/keluar. Saya bilang tak ada rencana, kemudian Za menunggu saya di satu tempat; dan kami konvoi ke rumah nya.

Malam itu di rumah orang tua Za, seperti biasa, kami nonton tv dan duduk-duduk di halaman belakang dekat pool sambil bermain dengan anjing-anjing nya, kadang-kadang kami juga bbq-an. Za bilang ia ingin berenang, dan mengajak saya untuk ikut renang. Saya yang saat itu sedang nyantai dan lagi malas ngapa-ngapain, asal jawab, "Saya cuma suka main air, males berenang..".

Salah satu scene di Dear John


Setelah kira-kira setengah jam, Za keluar dari pool dan bilang kalau ia haus. Kemudian ia berjalan ke arah saya, dan menyuruh saya menuangkan ice lemon tea yang ada di jug. Setelah saya menuangkan ke gelas nya, Za menyeret saya, kemudian menggendong saya dan melempar saya ke dalam pool (ia tau saya bisa berenang).


Salah satu scene di film The Vow. Cara Channing Tatum menggendong, mirip ketika Chezar menceburkan saya ke kolam renang. Beda nya saat saya diceburkan, saya berpakaian lengkap


Salah satu scene di film The Princess Diaries 2: Royal Engagement yang dirilis tahun 2004, mirip dengan saya yang diceburkan Chezar dengan pakaian lengkap




Saat diceburkan oleh Za, saya sedang mengenakan pakaian seperti ini. Saya dipotret oleh salah satu rekan di Popular dulu (candid). Foto ini diambil beda hari dengan saat saya ke rumah Za; hanya pakaian saya kurang lebih seperti ini saat diceburkan

Saya yang saat itu masih menggunakan baju kantor dengan rambut rapi sehabis dari salon, marah besar. Melihat saya ngamuk-ngamuk di pool dan menggigil kedinginan (karena malam itu hujan gerimis); Za yang tadi nya tertawa-tawa, kemudian mengangkat dan menggendong saya.

Za kemudian menyuruh salah satu pembantu rumah tangga nya untuk membantu mengeringkan baju saya sebisanya. Za bilang bahwa tiap Chia tak di rumah, maka kamar nya pasti terkunci; jadi tak mungkin jika ia mengambil baju Chia. Kemudian ia masuk kamar nya dan mengambil kaos, sweater dan celana pendek nya yang pinggang nya berkaret, sehingga cukup jika saya mengenakan nya.

Setelah itu Za berenang lagi saat saya mandi (dan keramas lagi). Keluar dari kamar mandi, saya masih ngomel terus, karena saat itu saya merasa seperti orang tolol karena kaos dan sweater yang sangat gombrong, dan saya mirip Jojon karena celana pendek Za yang saya pakai sangat kebesaran. 

Sweater Leo (Channing Tatum) yang dikenakan Paige bertuliskan CUBS (huruf C dan BS)
Saya memaksanya untuk mencari salon yang masih buka, padahal saat itu sudah sekitar pukul 21.30. Za bilang, ibu nya punya hair dryer dan catokan; lalu ia membuka kamar orang tua nya dan mengambil hair dryer serta catokan; lalu diberikan ke saya.

Saya bilang, "Saya tadi ke salon karena males keramas dan ngeblow sendiri di rumah, sekarang jadi terpaksa nyatok sendiri, gara-gara kamu..".

Mungkin karena merasa bersalah dan kasian ngeliat saya persis orang bego dengan rambut basah dan pakaian serba kegombrongan; akhirnya Za menawarkan untuk mencatok dan mengeblow rambut saya. Sambil bercanda, Za bilang, "Ya udah kalo males, daripada jij ngomel melulu, ik bisa budek. Sini ik blow in deh rambut jij..". Setelah itu kami tertawa, saat itu saya ngakak saat mendengar Za ngomong seperti banci salon. Sambil saya nonton tv, dan sesekali buka internet dari laptop nya, Za mencatok rambut saya.

Setelah selesai, ternyata hasil nya mengecewakan, karena rambut saya jadi lurus dan lepek. Tapi karena saya menghargai usaha nya, akhirnya saya memuji hasil catokan nya saat itu.



Saya tak pernah ikut bungee jumping

Hobi Za yang lain adalah masak dan  main sulap.

Ibnu (suami sepupu saya Putri) sedang memasak. Foto ini hanya sebagai pelengkap ilustrasi. Abaikan hal-hal yang tak relecvan
 
Saya masih ingat bahwa Za suka sulap. Waktu kami pertama kenal, Za sudah sering main sulap. Tahun 2004, Za menyuruh saya memikirkan beberapa kata dan angka, kemudian ia menebaknya. Semua tebakan nya benar, lalu ia menyuruh saya melakukan hal yang sama. tebakan sy byk yg benar, tapi beberapa kali salah. Kata Za, saat saya salah menebak, itu karenaia sengaja memblock/tidak mentransfer apa yg ada di pikiran nya ke saya.

Saya masih ingat, setelah Za main sulap dan kami menebak pikiran masing-masing, Za lari ke arah kolam renang nya, kemudian naik ke papan loncat. Sebelum nyebur, Za salto beberapa kali sambil teriak, "Woohoo, Criss Angel is in the house, BABY".  Za TIDAK PERNAH MENYEBUT SAYA BABY (tahun 2004, saya belum kenal sampah PS). 

Saya yakin, walaupun Caja berzodiac Leo; tapi saat wedding anniversary party, Caja bukan berperan sebagai Leo. Karena Leo sangat pendiam dan tak pernah menggunakan bahasa Inggris jika berbicara dengan saya. Caja lebih mendekati karakter Boy, dan Caja kulit nya paling kecoklatan diantara Cyril dan Chezar (Cyril yang wajah nya paling Indo). Dan dulu Boy sering memesan Jack Daniels saat kami ke club atau cafe. Kakak-kakak Criss Angel, nama nya Costa dan JD. Atau mungkin Caja adalah Chezar, dan Chezar adalah Boy. Entah lah. 

Ketika saya tanya kenapa ia sesenang itu, Za bilang ia senang karena berhasil/bisa memasuki pikiran saya. Saya rasa saat itu Boy ada juga/menempel pada Za.
 
Kalau saya lagi di rumahnya; pembantu nya ngga boleh masak. Za yang masak buat kami. Salah satu masakan andalan nya adalah Bulgogi (dia masak itu juga waktu valentine 2004). Kebetulan saya selalu pulang dari rumah Za sebelum orang tua nya sampai di rumah; jadi saya jarang ketemu juga dengan orang tua Za. Pertengahan Maret Za mulai sensitif. Za menuduh saya bahwa saya malu jalan sama dia, karena ia lebih sering mengenakan celana pendek/celana bermuda. Za hanya formal saat ke kantor. Di luar itu, ia lebih suka mengenakan bermuda yang dipada dengan t-sirt/polo shirt atau pun kemeja. Kata nya celana pendek lebih bebas bergerak dan adem. Menurut nya celana jeans bahan nya tebal dan gerah.



Model celana favorite Za


Za bilang saya pasti malu untuk kenalin saya ke teman-teman saya yang (menurutnya) socialite -karena style nya yang beda dengan teman-teman saya- yang ia asumsikan, pria-pria tukang dandan (metrosexual). Style Za memang cuek. Style nya agak ngerock; tattoo dan kalung hitam serta gelang-gelang hitam yang tak pernah dicopot. Walaupun ia mengenakan kemeja lengan panjang yang tak pernah digulung pun; tapi ia tetap mengenakan celana selutut/sedikit di bawah lutut. Sama saja, tattoo di kedua kaki nya tetap terlihat.

Menurut Za saya ngga menerima dia apa ada nya, dsb. Padahal saya tidak mau mengenalkan nya pada teman-teman saya karena saya tak mau kejadian Boy dan Dewi terulang kembali. Sejak itu saya berjanji pada diri sendiri tak akan mau lagi jika pasangan saya terlalu dekat dengan teman-teman saya.

Za bilang ke saya:

"Saya bisa jawab kalo orang tua kamu keberatan saya bertattoo. Saya akan bilang bahwa walaupun bertattoo, SAYA SHOLAT LIMA WAKTU. Saya akan bilang bahwa bagi saya, tattoo bukan untuk gaya-gayaan; tapi karena saya suka art. Tattoo adalah karya seni. Saya akan bilang ke orang rumah kamu bahwa lebih baik buruk di mata manusia, daripada buruk di mata Allah."
Za memang selalu mengusahakan untuk sholat lima waktu, karena keluarga mereka;, terutama ayah nya cukup fanatik soal beribadah. Tapi saya tetap tak pernah mengizinkan nya turun. Sejak itu Za mulai tanya-tanya tentang Boy. Boy orang nya gimana, hobi nya apa dsb. Za bilang dia mau seperti Boy, karena mau bikin saya jatuh cinta total. Salah nya saya, dipancing seperti itu saya jadi nyerocos cerita tentang Boy ngga berhenti-berhenti. Za yang lebih suka main drum dan gitar, mulai sering main piano.

Suatu hari, saya ngelunjak. Saya suruh Za nyanyi bareng saya seperti yang saya lakukan dengan Boy dulu. Za yang sebenanrya cuma suka main musik, akhirnya ikut nyanyi. Dan itu pun saya masih complain. Saya bilang genre musik yang dia suka terlalu "laki" banget, saya ngga bisa nyanyiin semua lagu yang dia mainkan karena sebagian besar ngga hafal. Saya bilang bahwa Boy sering mainin lagu pop yang mellow juga, dan Boy juga suka lagu Indonesia. Mungkin karena bete; akhir nya Za bilang, "Kamu karaokean aja deh sana sama mbak dan si bibi (para pembantu nya maksud nya). Lama-lama Za ngerasa bahwa saya mau bikin dia persis seperti Boy. Za bilang dia rela dijadiin duplikat nya Boy, asal saya ngizinin dia masuk ke rumah saya. Saya suruh Za untuk menghilangkan tattoo nya dulu. Za bilang, "Mending saya ngilang aja sekalian, kalo tattoo sebanyak ini suruh diilangin."

Tapi besok nya Za sudah baik lagi, dan kami terus nyoba proses penjajakan. Pertengahan bulan May, saya ke rumah nya lalu makan malam di sana. Za seharian lagi ngga kemana-mana, dan minta dimasakin pembantu nya sayur asem & makanan Sunda. Kami duduk di meja makan, becanda-becanda, ngobrol, dsb. Datang lah lah makan malam ala Sunda tsb. Saat Za lagi ngambil nasi di rice cooker, saya nyeletuk, "Makanan kesukaan Boy semua nih. Di rumah nya dulu hampir tiap hari ada sayur asem sama sambel. Tapi ikan nya ikan selar, yang kecil-kecil kriuk-kriuk gitu. Boy jarang makan lele lagi; soalnya pernah waktu lagi makan sama keluarga ku di restaurant betawi gitu; dia pesen lele. Tapi abis itu kolesterol nya tinggi. Kalo aku waktu kost dulu emang sering banget makan pecel lele kayak gini.".

Za ngga komentar sama sekali. Tapi sepanjang makan, dia bunyi-bunyiin sendok garpu nya terus menerus (FYI, biasanya Za makan pakai tangan untuk jenis makanan yang tak memerlukan sendok-garpu). Akhirnya saya tendang tungkai nya, saya bilang dia berisik. Akhir nya Za berdiri sambil banting sendok garpu nya, lalu ke dapur dan cuci semua piring dsb yang ada di sink. Setelah itu dia nyapu-nyapu, ngepel, dsb. Saya tanya maksudnya apa? Mungkin karena marah, jawaban Za jadi asal "Saya ngga bisa bersihin tattoo saya, ngga bisa bersihin otak kamu dari nama itu juga; jadi mendingan saya bersihin rumah. Saya rasa kita ngga akan pernah jadian kalau kamu nunggu sampai rasa kamu ke Boy hilang, kamu mau saya nunggu kamu sampe saya mati? Karena kamu cinta mati sama dia!". Setelah itu saya sempat bilang sorry karena saya tau saya salah. Tapi Za ngga peduli; dia nyerocos terus. Akhirnya saya pindah ke ruang teve dan ngencengin volume teve supaya ngga denger Za yang lagi ngomel sembari ngepel.

Setelah selesai bersih-bersih, Za masuk studio nya (ruang musik tempat diletakkan nya drum, gitar, dll; sekaligus tempat dia ngelukis dan melakukan segala aktivitas nya. Piano berada di ruang keluarga). Za banting pintu, lalu gebuk-gebuk drum. Saya masuk, lalu teriak "Berisik!". Setelah itu saya pulang; dan Za ngga ngejar/nahan saya.

Setelah kejadian itu, kami ngga kontak beberapa hari.


19 May 2004
Za minta saya datang ke rumah nya karena dia sedang tidak enak badan, dan kangen saya. Za minta dibawakan cakes, karena mulut nya sedang pahir akibat panas dalam. Berhubung saya tak melewati cake shop mana pun; akhir nya saya belikan ia selusin Dunkin Donuts. Sesampai di rumah nya, ternyata ada 6 orang teman nya; salah satu bernama Ndaru. Ndaru nanya ke saya, "Kamu pacarnya Za ya?". Saya buka mulut bersiap untuk mengiyakan; tapi di luar dugaan Za langsung jawab, "Bukan. Punya orang tuh. Kay bukan pacar gue, punya orang. Tapi mau gue tandain dulu. Sini Kay, bentar."

Lalu Za narik tangan saya, dan bilang, "Bikin AKU seneng ya sekali ini aja. AKU mau bikinin kamu tattoo kecil biar kita samaan. Mau ya? Di tempat yg ngga keliatan aja. Nah, di sini nih. Kan kamu jarang dikuncir, jadi ketutup rambut. " kata Za sambil menyibak rambut saya; dan memilih tempat di leher belakang atas kanan.

Akhir nya saya mau. Maka di leher belakang atas kanan saya, malam itu ada tattoo rantai yang membentuk tali lasso; beda dengan salah satu tattoo milik Za yang berupa rantai panjang menjuntai dan melilit tangan kiri atas nya. Setelah selesai, Za bilang, "Udah jadi. Udah keiket tu, rantai susah putus nya. Sekarang pulang gih, nanti kamu kemaleman. Maaf ya, SAYA ngga bisa nganter. Kan lagi ngga enak badan.".

Saya ngga merasa ada yang aneh saat itu; langsung masuk mobil saya. Sambil masuk ke mobil, saya sempat complain ke Za, karena saya merasa dipermalukan di depan teman-teman nya tadi. Saya bilang, "Kamu bikin malu. Aku ngga ngerti maksud kamu apa tadi, bilang ke temen-temen kamu bahwa saya punya orang.". Sambil berdiri di sebelah pintu mobil, Za bilang, "Yaelah, itu bercanda; karena tattoo nya ngga permanen. Kamu bisa aja diambil orang suatu saat. Itu maksudnya tadi.  Tapi cinta saya ke kamu permanen. Saya cinta mati sama kamu. Eh, kamu kalo saya mati nangis ngga?".



Saya yang sebenarnya masih bete; bilang, "Apaan sih daritadi ngomong nya ngga jelas. Udah ya aku pulang." Za jawab, "Buru-buru amat."
Saya          : "Katanya tadi aku disuruh pulang.."
Za             : "Ya pulang deh. Apa aja yang bikin kamu seneng, saya ikut seneng. Apa pun yg terjadi.".

Setelah itu Za nutup pintu mobil, kemudian saya pulang.

Za tak pernah mengenakan sandal di sekitar rumah. Bahkan kalau ia keluar rumah/keluar pagar pun, ia nyeker. Kata nya biar kaki nya tahan banting, saya ngga ngerti apa maksud nya.


Saya sempat dikonvoi teman-teman nya sampai Jl. Bangka VIII (rumah saya di Jl. Bangka III; setelah itu mereka berpencar, ada 3 mobil saat itu yang mengkonvoi saya). Sebelumnya mereka memang bilang sampai dekat rumah saja ya? Saya bilang iya. Mereka berpencar, satu mobil mengambil arah yang sama dengan saya, terus ke arah Bangka VIII. Dua mobil lain nya ke kanan (arah Kemang). Kemang mempunyai arti tersendiri bagi saya dan Boy, kenangan saya dan Boy banyak sekali di daerah Kemang. Termasuk saat saya sedang mengambil uang di ATM Citibank, Kemang.

Malam setelah saya pulang dari rumah Za, dan keesokan hari nya; kami tidak contact sama sekali. Tanggal 21 May, sekitar jam 7 malam saya telephone Za karena kangen. Kami ngga ngobrol lama, karena Za bilang, dia nanti akan banyak kerjaan, jadi saat itu banyak yang ada di pikiran nya, ia tak bisa konsentrasi karena saat itu sedang mengemudi. Sebelum tutup telephone, Za sempat bilang, "I'm gonna miss you". Saya bilang, "Ih emang kita ngga bakal ketemu lagi apa? Kayak orang mau perpisahan.". Za bilang, "Minggu-minggu depan saya banyak kerjaan, susah ketemuan. Take care, Kay.". Saya bilang, "Kamu mau kemana sih? Kok perasaan ku tiba-tiba ngga enak?".
 
Za bilang dia ngga akan kemana-mana. Setelah tutup telephone, saya merasa ngga enak hati, seperti akan ada sesuatu yang buruk yang akan terjadi. Sekitar jam 19.10, suara adzan Isya terdengar dari mesjid di dekat rumah. Tiba-tiba saya merinding; dan seperti punya perasaan ingin  menangis; tapi bukan seperti saya yang ingin menangis. Seperti ada orang lain dalam diri saya yang ingin menangis.

Mungkin saat itu Za menangis di mobil, sehingga ia ingin buru-buru menyudahi percakapan di telephone



22 May 2004
Saya memutuskan untuk ke rumah Za karena telephone saya sama sekali tidak diangkat. Sebelum jam 7 malam, saya sudah sampai di rumah nya. Di luar kebiasaan rumah nya, pagar nya tak terkunci dan tak ada 1 orang pun satpam di depan. Begitu saya masuk pagar, saya hanya disambut 4 anjing nya yang terikat di pagar (keluarga mereka mempunyai 7 ekor anjing); biasa nya anjing-anjing nya selalu ada di halaman belakang dan tidak terikat.

Setelah membunyikan bel, satpam nya keluar dari pintu samping yang tembus ke garasi. Satpam tersebut cuma bilang bahwa Za pergi mendadak karena ada urusan. Saya bilang pergi kemana, karena telephone nya ngga diangkat-angkat. Kemudian satpam tersebut menjawab, "Lha, kan pergi nya ke luar negeri, mbak. Nyusul bapak sama ibu. Katanya sih ndak tau kapan balik nya." 

Pulang dari rumah nya, saya menangis terus di mobil. Ada perasaan menyesal juga, karena saat terakhir kami ketemu, saya tidak membelikan pesanan nya (cakes). Walaupun Za menghabiskan banyak donat malam itu, tapi saya tetap merasa bersalah karena ternyata itu pesanan terakhir nya (terakhir ketemu saya), dan saat itu Za memang benar-benar sakit; badan nya panas. 

 Saya rasa, satpam tersebut saat itu sedang berperan sebagai Boy, dan   anjing-anjing nya yang terikat adalah Chezar; atau sebalik nya. Jadi yang pergi bukan Za. Mungkin Leo. Karena Demi Allah Lillahi Ta'ala, Leo juga pernah menelantarkan/meninggalkan saya di Mall Taman Anggrek, dan tak mengabari sama sekali. 

Ternyata tanggal 19 May adalah hari terakhir saya dan Za ketemu (sampai dengan hari ini, Selasa 25 September 2012) . Ternyata semua omongan Za malam itu adalah kode yang mempunyai makna; yang dulu saya ngga tau apa arti nya. Dari semua message saya di Gtalk dan/atau YM; Za cuma membalas message saya sekali. Satu-satu nya message saya di tahun 2004, yang dibalas Za setelah ia pergi; adalah ketika saya memberitahu bahwa saya akan bertunangan. Za hanya membalas >> Congrats, Beautiful!.


Akhir Juli 2004
Perkenalan saya dengan Arman, dicomblangi oleh sepupu saya Echa yang berkolaborasi dengan adik Arman yaitu Astrid an pacar Astri yaitu, Indra. Echa-Astri-Indra bersahabat. Echa bilang, kakak teman nya sedang mencari istri, karena sudah ngga mau main-main. Kata Echa, Arman mau pacaran serius. Kata Echa, Arman adalah seorang yang mandiri dan sudah lama tinggal di New York. Rencana Echa ini sangat didukung oleh almarhumah ibu saya, beliau yang dengan semangat menyuruh saya untuk mau janjian ketemu dengan Arman. Akhirnya saya mau, karena saya mempercayai rekomendasi keluarga saya saat itu.


7 Agustus 2004
Saya datang bersama Echa ke Bakers Inn, Citos (sejak beberapa tahun lalu, berubah jadi Bakerzin). Tempat tersebut adalah tempat yang telah ditentukan sebelum nya. Arman datang sangat terlambat, dan datang bersama Indra dan Astri. Walaupun secara fisik (bentuk muka yang persegi dan agak gemuk), Arman bukan tipikal saya; tapi saya yang memang lebih menyukai cowok berkulit gelap dan cenderung tak banyak omong, langsung merasakan adanya chemistry dengan Arman (yang ternyata BUSUK JUGA DAN BUKAN SUAMI YANG BAIK SAMA SEKALI).

Ketika di Bakerzin, kami bertemu salah satu teman dekat Arman, yaitu Reza Sechan dan pacar nya, Natantri/Dina (yang sekarang jadi istri nya). Reza dan Dina sempat duduk di seberang table kami. Setelah dinner di Bakerzin, kami pindah ke Twilight Cafe Kemang. Saat di Twilight, Arman menelphone sepupu nya, Argi. Argi (rambut nya botak by the way) adalah kakak Gifin, mantan pacar Dias nya Boy.  Di Twilight Cafe, Argi lah yang memonopoli pembicaraan. Bahkan beberapa hari setelah itu, Argi sempat menelphone saya dan mengajak saya jalan. Tapi saya tolak. 


9 Agustus 2004
Saat saya sedang janjian dengan Arman (kencan kedua) di Plaza Senayan, Arman menelphone Prita, ex-pacar Argi untuk menyuruh datang ke Plaza Senayan. Saya saat itu sempat merasa kesal dan berpikir bahwa Arman ini aneh karena selalu mengajak atau menyuruh orang-orang datang pada saat kami sedang ngedate. Mngkin Arman selalu mengajak orang-orang, karena ia tak nyaman dengan saya. Tak nyaman, karena ia gay. 


18 Agustus 2004
Sudah beberapa hari Arman mengunjungi keluarga nya yang di Bandung. Arman menelphone saya di rumah, dari rumah tante nya yang Bandung (long distance). Ia menyatakan perasaan nya dan akhirnya kami jadian, tanggl 18 Agustus 2004.


26 Agustus 2004
Saya sedang berada di Bandung. Arman menelphone saya ketika saya dan rekan-rekan Popular sedang breakfast di coffee shop hotel tempat kami menginap. Arman melamar saya via telephone (long distance call).

Siang nya (saya masih di Bandung), Leo yang sudah lama tidak mengontak saya, tiba-tiba telephone. Leo bilang ia ada tugas di beberapa kota, dan minta discount untuk menginap di hotel Santika. Dulu, tiap kali Leo bertugas ke kota dimana ada hotel Santika, Leo pasti mengontak saya; begitu pun sebalik nya. Jika saya ingin membeli garment produksi perusahaan tempat Leo bekerja, saya pasti menelphone, dan saya mendapat jatah discount karyawan sebesar 30%. Saat itu saya sekalian bilang ke Leo, kalau saya besok bertunangan. Leo sempat kaget dan tanya siapa tunangan saya, kemudian mengucapkan selamat.

Malam itu saya langsung kembali ke Jakarta, dan terus menelp ibu & adik-adik sy utk mengecek segala persiapan di rumah sy utk lamaran. Karena mendadak, maka segala persiapan pun seadanya. Saya dianjurkan tyas utk pakai kebaya miliknya yg berwarna oranye muda (peach).

Tengah malam Arman telp, dan bilang ia bingung mau pakai baju apa. jadi ia hanya akan pakai BATIK, dan kel besarnya yg laki-laki akan menggunakan baju koko.


27 Agustus 2004
Jumat siang, saat saya sedang menuju salon di daerah Kebayoran Baru; tanpa diduga Boy yang juga tak pernah kontak dengan saya lagi; menghubungi saya. Boy bilang, “Selamat ya Ken, aku tau dari Widya kamu tunangan hari ini. Kamu baik, jadi pantes kalo dapet orang baik juga..”. Saya tanya kapan ia menyusul (menikah), Boy bilang belum ada rencana; seperti nya masih lama. Setelah itu Boy mengucapkan selamat lagi sebelum menutup telephone.

Jumat malam lamaran. Ketika perkenalan keluarga besar, ternyata sahabat ayah Arman adalah juga sahabat ayah saya. Kemudian beberapa Om Arman ternyata teman beberapa Om saya; bahkan ada yang teman adik Eyang putri saya. Dan ternyata warna batik yang digunakan Arman malam itu,  sama persis dengan kebaya saya (padahal saat di telephone, saya tak menyebutkan warna).

Ketika acara tunangan dan lamaran pun, keluarga Arman rata-rata menggunakan baju ungu. Ayah dan ibu Arman pun mengenakan pakaian warna ungu. Perceraian saya telah direncanakan << mungkin ini adalah salah satu yang dimaksud tagline di film 2012: The mayan calendar has predicted it

Arman mengajak salah satu sepupunya, Bina, yang muka nya agak Indo (saat itu berusia sekitar 10-11 tahun) untuk berfoto bersama kami di depan lukisan penari Bali). Muka Arman Sudradjat saya coret karena mendengar nama nya saja saya muak, apalagi melihat wajah nya. Tak ada maksud lain, saya benar-benar trauma sekali tiap kali mengingat nama dan wajah Arman Sudradjat.

 

 28 Agustus 2004
Arman kembali ke New York.


30 Agustus 2004
Ketika saya sedang meeting dengan team Popular dan team dari PT. Multi Bintang Indonesia, ada sms masuk. Saat itu nomor yang saya gunakan adalah nomor baru (Arman memberikan nomor tersebut ke saya). Sms ini banyak tanya tentang Arman. Kapan Arman kembali ke New York nya, dll. Akhir nya nomor yang sama itu, menelphone dan menanyakan saya siapa nya Arman? Saya bilang saya tunangan nya Arman, Kenny. Ketika saya tanya balik dia siapa; wanita tersebut menjawab bahwa ia adalah ex-pacar sepupunya Arman; yaitu Gifin (tapi saat itu Dias sudah pacaran lama dengan Boy). Kemudian saya langsung tanya, "Ex-pacar Gifin? Dias? Dias nya Okeu?". Dias mengiyakan, dan kami sempat ngobrol sebentar. Dias bilang dia belum sempat mengucapkan selamat jalan pada Arman. kemudian Dias memberi selamat pada saya atas pertunangan kami.


Beberapa bulan setelah pertunangan kami
Ayah saya mengajak saya jalan berdua. Katanya ada yang mau beliau bicarakan sebelum pernikahan. Kami (saya dan ayah saya) berbicara di dalam mobil. Ayah saya memarkir mobil di depan Mc. Donald's Pondok Indah Plaza. Ayah saya menanyakan keseriusan saya, dan apakah hati saya sudah benar-benar mantap dengan Arman. Saya bilang bahwa saya sudah mantap. Kemudian beliau tanya sekali lagi, dan jawaban saya tetap sama. Akhir nya ayah saya bilang, beliau merestui jika saya sudah benar-benar yakin dan mantap. Seperti nya saat itu ayah saya sebenarnya ingin menggoyahkan saya agar tidak jadi menikah dengan Arman. 

Bahkan saya merasa bahwa Arman dan ibu nya pun sempat berbuat hal yang sama secara tersamar, agar kami tak jadi menikah. Mungkin seharus nya saya tak pernah menikah dengan Arman Sudradjat, maka nya ada pernah ada film Runaway Bride.



12 Juni 2005
Boy dan Dias menikah. Saya dan keluarga saya datang semua.



29 Juli 2005
Saya dan Arman menikah, dan TAK LAMA KEMUDIAN, FILM SERI DESPERATE HOUSEWIVES, TAYANG PERDANA DI SALAH SATU TV STATION << again, the mayan calendar has predicted it (2012 movie). 


6 Agustus 2005
Resepsi saya dan Arman. Boy yang saat itu telah menikah, datang tanpa Dias. Boy hanya datang dengan kakak nya, Rico dan ibu nya. 


17 Agustus 2005
Saat kami di New York, om saya, Wawan yang tinggal di Philadelphia sering sekali datang berkunjung dan membawakan saya Dunkin Donuts (kalau ini mungkin juga hanya kebetulan). Arman juga SERING SEKALI MENGAJAK SAYA KE RESTAURANT KOREA YG SERING IA KUNJUNGI DAN ARMAN SELALU MEMESAN BULGOGI. Pernah satu saat ketika saya, Arman, ayah dan ibu saya baru parkir di dekat rest korea tersebut, kami didatangi oleh laki-laki berkebangsaan latin (hispanic/spanish), dan marah-marah ke Arman; ia bilang itu adalah tempat parkir nya. Menurut cowok Spanish itu, kami nyerobot. Ayah saya yang menjawab, beliau ngotot bahwa kami lebih dulu, akhirnya orang tersebut mengalah, dan pergi.


Saya (ketika sedang hamil) dan almarhumah ibu saya di restaurant Korea favorite Arman di new York. Ada bulgogi, kimchi, dll


Beberapa cerita sebelum dan setelah Azka lahir (setelah 7 Desember 2006)

- Saat sedang liburan di New York, saat saya, dan orang tua saya sedang melewati wax museum Madame Tussauds; patung yang sedang ada di luar adalah patung Samuel. L. Jackson. Ayah saya langsung menyuruh saya untuk berpotret dengan patung tersebut.

Saya dan patung Samuel.L.Jackson di New York. Patung ini saya asumsikan adalah copy/kw/mewakili diri Boy. Tulisan Las Vegas harap diabaikan, karena account yang namanya sama dengan Za dan berlokasi di Las Vegas; bukan lah account nya dan tidak mewakili dirinya


- Ketika saya hamil, Arman bilang pada saya bahwa ia terkena morning sickness. Secara tak langsung, Arman ingin memberitahu saya bahwa ia adalah seorang gay.

- Sekitar dua bulan setelah kelahiran Azka, sepupu Arman (kakak Bina, yang muka nya juga agak Indo) tinggal bersama di apartment kami. Angga menempati kamar Azka (saat itu kamar tersebut masih berfungsi sebagai kamar tamu, karena Azka masih tidur dengan saya dan Arman). Jadi bisa dibilang, saya tinggal bersama dua orang laki-laki. Yaitu Arman dan Angga. Angga tinggal bersama kami sampai saya pulang ke Indonesia. Angga dan Bina ini yang alamat nya tercantum di passport saya, Chicot Road, Ozone Park. 

Shatura Azka dan Angga Bodydarman (Arman's cousin)

Foto-foto saat di New York. Azka dan adik-kakak Bodydarman, Angga-Bina-Chita
 

 - Ketika saya sedang di Century 21, salah satu pusat perbelanjaan di NYC; ada seorang wanita African-American yang meminta izin pada saya untuk menggendong Azka, dan minta difoto (menggunakan kamera teman nya, saya pun sekalian ikut memotret nya menggunakan camera saya)

Saya asumsikan wanita ini adalah copy/kw an/dapat dianggap mewakili tante nya Boy yang dulu sangat dekat dengan saya
 

Pertengahan 2010
Za menelphone untuk pertama kalinya lagi setelah tahun 2004. Za minta maaf dan menjelaskan tentang alasan kepergian nya pada 22 May 2004. Za bilang ibunya sakit, dan ayah nya kerepotan jika harus mengurus sendiri. Berhubung di keluarga hanya dia yang belum menikah, maka ia lah yang disuruh untuk menyusul orang tua nya. Kemudian Za bilang bahwa tweets sy terkadang aneh dan sinis, ia menanyakan kabar sy dan apakah pernikahan sy baik-baik saja? Saya jawab bahwa saya dan pernikahan saya baik-baik saja. Za ngga percaya dan bilang bahwa sebenarnya ia telah mendengar sesuatu mengenai (si sampah busuk) Pico Seno.
SAYA TERPAKSA CERITA (DAN AKHIRNYA CURHAT DENGAN DETAIL) MENGENAI SAMPAH BUSUK PICO SENO. KARENA ZA "MENGANCAM" JIKA SAYA TIDAK CERITA, MAKA IA AKAN NEKAT MENEMUI SAYA/DATANG KE RUMAH SAYA. KEMUDIAN ZA MENAWARKAN UNTUK MENCOMBLANGI/IA YG MELAKUKAN PENDEKATAN PADA SI SAMPAH BUSUK PICO SENO, AGAR SAYA DAPAT BERKOMUNIKASI LANGSUNG DENGAN SAMPAH BUSUK TERSEBUT. SAYA MENOLAK DAN MENGATAKAN TAK ADA GUNA NYA, KARENA SAMPAH BUSUK TERSEBUT AMNESIA DAN SELALU TAK PERNAH MENGAKU JIKA SAYA KONFRONTASI PERIHAL APA PUN YG PERNAH TERJADI DI DUNIA MAYA.

Sebelum menyudahi pembicaraan, tanpa diduga Za nanya apakah saya masih suka keinget Boy? Saya jawab, "Masih lah". Za bilang, "Berarti dulu sy bener, Boy itu cinta mati kamu." Saya jawab, "Kayaknya sih gitu". Lalu Za bilang, "Ya udah, liat aja apa yang bisa saya lakuin untuk kamu". Saat itu saya ngga ngerti apa maksud nya.

Tapi ternyata itikad baik Za, seperti ditolak mentah-mentah oleh sampah busuk Pico Seno. Si sampah busuk malah sering menghina Za di timeline nya. Sampah busuk Pico Seno sering mencela Za sebagai anak manja yang cuma bisa menghamburkan dan menghabiskan uang ayah nya yang koruptor; sepertinya sejak sampah busuk Pico Seno menghina nya dan mulai membawa-bawa/mencela ayah nya, Za mengganti bio nya (yang awalnya seperti "konyol"), dan mulai menjadi dirinya sendiri lagi.

Za mulai gusar ketika sampah busuk Pico Seno mulai sering flirting dengan perempuan yang tweets nya terkesan sebagai perempuan murahan. Za merasa kecewa karena "menjodohkan" saya dengan laki-laki munafik dan pengecut macam sampah busuk Pico Seno.

Za terkesan arogan, karena merasa disepelekan dan dihina terus oleh sampah busuk Pico Seno; yang bahkan sampai "menyuruh" saya secara tak langsung/komunikasi jarak jauh; untuk memblock Za. Jika saya memblock Za, sampah busuk tersebut "berjanji" via tweet nya, dan mengatakan bahwa ia pun akan memblock perempuan tersebut.

Tapi apa yang terjadi? Ketika saya sudah memblocked Za -bahkan sampai dua kali- sampah busuk tersebut malah mentweet (dengan kode tentunya), bahwa ia tak mungkin memblock perempuan tersebut.
SAMPAH BUSUK PICO SENO YANG TERLEBIH DULU ngetweet seolah mengancam Za. Isi tweet sampah busuk tersebut kurang lebih: ia pernah melihat ayah nya yang tentara menembak orang. Saya tak mengerti apa maksud sampah busuk tersebut mentweet seperti itu. kemudian ditertawakan oleh Za.

Za mentweet sesuatu yang isi nya kurang lebih: “Ngga malu ngumpet di balik ketiak ayah nya yg tentara? Anak tentara, kok pengecut? Anak tentara kok seperti takut ngadepin nonkanya yg perempuan saat dikonfrontasi? Anak hasil didikan tentara, kok ngga gentle? Bukan level saya.” -tweet Chezar utk SAMPAH BUSUK PS.

Setelah itu mrk saling mencela. Kemudian SAMPAH BUSUK PS MINTA MAAF DI TWEET NYA, DAN BILANG BAHWA IA MSH BUTUH "PERTOLONGAN" Z (updates nya), dan begitu seterus nya. Sudah menjadi kebiasaan, si SAMPAH BUSUK YANG PLIN PLAN DAN TAK TAU TERIMA KASIH ITU, SELALU MENGHINDAR, KEMUDIAN KEMUDIAN DATANG KEMBALI MEMOHON-MOHON VIA TWEETS NYA.

Tapi tiap kali Za kasian pada sampah busuk tersebut, kemudian mengupdate berita baru lagi tentang saya -yang entah ia ketahui darimana- atau ngetweet sesuatu yang mewakilkan sampah busuk tersebut, maka tiap kali pula lah SAMPAH BUSUK PICO SENO mulai DENGAN SENGAJA flirting lagi dengan perempuan yg (dulu) tweets nya terkesan cewek murahan.

Akhirnya Za sepertinya menyerah dan menganggap bahwa SAMPAH BUSUK PS, MEMANG PSYCHO DAN TAK MUNGKIN TERTOLONG. Maka muncul lah tweet Z utk SAMPAH PS yg >> DIY (DO IT YOURSELF). Setelah itu saya berkode agar Za menghentikan segala usaha nya, dan sepertinya Za memang sdh tak melayani omongan SAMPAH BUSUK PS. Saya tau bahwa orang yang cuma berani berkoar -apalagi di dunia maya- tak akan diambil pusing oleh Za. Yang ada malah SAMPAH BUSUK PICO SENO JUSTRU MENJADI BAHAN TERTAWAAN Z (and the gang), yang menjuluki SAMPAH BUSUK PS SEBAGAI BANCI TAK BERNYALI.

SEJAK ITU LAH ZA MULAI MEMBENCI PICO SENO; SAMPAH BUSUK PENGECUT YANG SANGAT SOK PINTAR, AROGAN DAN SOMBONG; TAPI PENUH PENCITRAAN PALSU.  

Demi Allah Lillahi Ta'ala, Za TAK ADA SANGKUT PAUT NYA dengan ancaman saya via voice note BBM saya pada Dinno Suharno (salah satau bekas teman saya sewaktu saya masih main dengan sampah Tasha dan Aga). Voice note berisi ancaman tersebut saya tujukan pada beberapa tweeps, termasuk @toiletcafe yang saat itu saya kira semua nya adalah account sampah busuk PS atau PS salah satu admin nya.

Demi Allah Lillahi Ta'ala, SAMPAH BUSUK PICO SENO PERNAH MENTWEET YANG SEOLAH-OLAH MENGANCAM CHEZAR; DI ACCOUNT @d3to.
Demi Allah Lillahi Ta'ala, SEMUA YANG SAYA CERITAKAN MENGENAI KEMUNAFIKAN SAMPAH BUSUK TAK BERNYALI >> PICO SENO, ADALAH BENAR ADANYA.
Pisau yg sy tancapkan di pintu rmh SAMPAH BUSUK PICO SENO ADALAH UTK KESAKIT HATIAN SY (DAN Z SERTA KEL.NYA YG DISEBUT PS SEBAGAI KORUPTOR).  Seharusnya waktu itu pisau saya tertancap di jantung  SAMPAH BUSUK PICO SENO; BUKAN HANYA DI PINTU RUMAH NYA.

KESIMPULAN dan HAL-HAL TERKAIT LAIN NYA


- Saya jadi ingat bahwa setelah saya lulus SD; drum band SD. Iskandaria DIGABUNG dengan drum band SD. Cenderawasih, yang juga berada di bawah naungan Departemen Luar Negeri (Deplu). Beberapa tahun setelah penggabungan kedua drum band tersebut; SD. Iskandaria dan SD. Cenderawasih juga disatukan; sehingga nama SD saya sekarang adalah SD. Cenderawasih II.  


 Saya rasa dua sekolah yangg dijadikan satu itu, ada kaitan dengan kata yg sering diucapkan Za ke saya: 2 in 1 (saya rasa maksud nya Boy yang ada di dalam nya, dan juga sebalik nya). Pemilihan sekolah Boy saat ia SD-SMP saya rasa juga punya makna. Boy dulu bersekolah di PSKD (SAYA MAU MUNTAH ADA HURUF PS). Kemudian kata CHARITY (SUMBANGAN) erat kaitan nya dengan Za yang generous. FYI, sekolah Boy saat SMA adalah: SUMBANGSIH. 

Keterangan tentang sekolah Iskandaria dan Cenderawasih: Sekolah peralihan yang menampung anak-anak yang baru datang agar dapat menyesuaikan pendidikan di Indonesia. Memang ada beberapa siswa yang hanya sekolah beberapa tahun di Iskandaria (saat orang tua mereka sedang kembali ditugaskan ke Indonesia); kemudian ikut orang tua nya bertugas lagi ke luar negeri. Di website tersebut, DATANG ditulis DATING, mungkin typo yang disengaja. Tapi typo yang saya maksud tak ada kaitan nya dengan @penagenic. Menurut saya itu adalah kode. Terkait dengan FILM SUNDAYS AT TIFFANY'S (childhood friends yang saling care satu sama lain)

Jadi saya rasa teori saya tentang TERATUR KARENA DIATUR; ADALAH BENAR. Bahkan seperti nya perjodohan dan hubungan segi tiga ini sudah diatur sejak kami masih kecil. 

-  Saat Za ngomong: "Ya Boy lagi, Boy lagi. Apes bener gue", ke diri nya sendiri. Saya asumsikan GUE yang dimaksud adalah memang DIRI NYA SENDIRI; BUKAN SI SAMPAH AMERTA NUGRAHA (@bang_ganteng). Karena jika dulu Boy juga selalu ada di raga Za; maka bisa jadi kalimat tersebut ia tujukan ke Boy.

Saya rasa saat Za marah di meja makan (pada saat kami makan malam dengan menu Sunda tsb) karena saya membahas Boy terus; Za juga HANYA AKTING; ingin mengetes sampai seberapa besar cinta saya ke Boy. Saya dapat berasumsi ini karena: Arman pada saat sebelum dan selama menikah, SELALU MEMBURUK-BURUKKAN ORANG ARAB. Secara logika, JIKA ARMAN ADALAH BOY; HARUS NYA TIDAK MEMBURUK-BURUKKAN ORANG ARAB, contoh: sering sekali Arman memburukkan orang kantor nya (Bahrain Mission to The United Nations), terlebih ambassador nya. Jadi saya mengambil kesimpulan bahwa baik Chezar dan Arman, SEBENAR NYA HANYA MENGETES (atau DISURUH MENGETES) SEBERAPA BESAR CINTA SAYA KE BOY atau APAKAH SAYA MUDAH DIPENGARUHI.


- Perkiraan saya, dari kecil saya diberikan beberapa alternatif jodoh yang muncul nya baru beberapa belas tahun kemudian. Saya membayangkan almh. ibu saya, almh. eyang puteri saya dan beberapa keluarga saya yang lain berembuk mencarikan jodoh-jodoh bagi saya dari para keluarga jauh atau yang masih kerabat dekat mereka. Mungkin screenshots di bawah ini dapat kurang lebih dapat mewakilkan

ABAIKAN YANG TIDAK RELEVAN. SCREENSHOTS HANYA UNTUK PELENGKAP/ILUSTRASI:







Hong Kong 1992 (saya belum kenal Boy). Ibu saya memegang brown bag BOY LONDON di tangan kiri nya


 
- Dari dua foto ini saja (saya dan Azka secara kebetulan berfoto dengan black people/Afro-American), dapat disimpulkan bahwa jodoh utama saya, dalam artian yang dijodohkan dari kecil; adalah Boy. 


- Saat saya sedang dekat dengan Chezar; ia selalu menyenangkan dan tak pernah kasar, membentak pun tak pernah. Saat itu saya yakin, di dirinya HANYA ADA BOY  dan tak ada SAMPAH BUSUK PICO SENO.

Sementara Boy, terkadang sangat loveable dan memanjakan saya; terkadang bisa sangat kasar dan menyebalkan. Ini pasti dikarenakan saat itu di dirinya ada SAMPAH BUSUK PICO SENO. Jadi perpaduan/kombinasi yang paling loveable, memang kombinasi seperti di bawah ini (TANPA HURUF P):


BC
BZ
 
- Pada saat Za berteriak "Chris Angel is in the house, Baby!". Saya perkirakan, Za hanya ingin mengambil inisial-inisial dari beberapa nama yang terdapat di dalam kalimat tersebut : C A B (atau jika huruf nya dibalik, menjadi ABC). Bisa juga maksud nya ia senang karena ia yakin dapat mengirim pesan pada saya melalui jarak jauh (telepati). Kemungkinan terakhir, adalah Leonardus. Sama seperti Criss Angel, Leo non-muslim.

- Saat Za menata rambut saya dan berbicara seolah-olah ia banci salon, SAYA YAKIN BAHWA SEBENARNYA ITU ADALAH PETUNJUK BAHWA ARMAN ADALAH GAY. Banyak hal yang tak bisa saya ungkapkan di sini, BAHWA SEBELUM NYA SUDAH BANYAK PETUNJUK-PETUNJUK DARI TEMAN SAYA, BAHKAN DARI BEBERAPA PIHAK KELUARGA SAYA YANG MENGINFOKAN SECARA TAK LANGSUNG BAHWA ARMAN ADALAH GAY atau BISEKS; mungkin. Salah satu pemberi info secara tak langsung tersebut adalah ayah saya. 

Setelah ayah saya mengajak saya bicara di mobil yang diparkir di depan Mc. Donald's Pondok Indah Plaza, beliau memberikan saya buku ini:


Buku dengan judul: Dengan Siapa Kita Menikah ini diterbitkan oleh penerbit ZAHRA. Ada kata ZA, tapi menyerupai nama perempuan. Mungkin ini pertanda bahwa Arman dan Za aka Boy tukar posisi, dan bahwa Arman adalah gay.
Buku ini pertama kali dicetak Oktober 2004, dua bulan setelah pertunangan saya.

Kemudian setelah saya menikah dan tinggal di New York, DEMI ALLAH LILLAHI TA'ALA, ketika ayah saya berkunjung ke New York, beliau membawakan buku TENTANG TEMPAT-TEMPAT HANG OUT UNTUK GAY/HOMO DI NEW YORK. Ketika saya tanya mengapa beliau memberikan pada saya buku tempat-tempat hang out untuk gay; beliau menjawab : "Ya ampun, daddy salah beli! Daddy ngga liat-liat lagi waktu beli tadi..". Lalu kami tertawa.

Tapi saya sudah tak punya buku tersebut, jadi tak bisa saya scan. Saya membuang buku tersebut tahun lalu, setelah mengetahui/mengira-ngira bahwa Arman Sudradjat adalah gay. Kurang lebih buku tersebut seperti buku di bawah ini.




-  SAYA ASUMSIKAN KATA PERMANEN YG DIGUNAKAN ZA SETELAH MEMBUAT TATTOO SY ADALAH tempat Arman bekerja >> PERMANENT MISSION OF THE KINGDOM OF BAHRAIN TO THE UNITED NATIONS. 



- Saya yakin bahwa kata: ARROGANT BASTARD yang tercantum dalam bio Za dulu adalah petunjuk atau keyword. Saya diharapkan dapat mencari jawaban-jawaban yang nanti nya akan berkaitan satu sama lain. Setelah saya menemukan siapa orang yang terkait dengan keyword ARROGANT BASTARD tersebut; ekspektasi Za adalah >> Saya mencari info-info yang berhubungan dengan orang yang karakternya seperti tersebut di atas atau yang bio nya seperti itu; sehingga saya dapat memecahkan kode dari keyword ARROGANT BASTARD. Inti nya saya harus mengetahui dulu orang yang dapat menjadi kunci dari semua kode-kode/petujuk-petunjuk yang diberikan oleh za.

Tak sulit bagi saya menemukan orang dengan karakter dan/atau yang bio nya pernah tercantum dua kata tersebut. Karena saya pernah memfollow sampah @amasna. Bio nya dulu adalah ARROGANT BASTARD. Kemudian saya harus mencari tau apa pun yang kira-kira terkait dengan sampah @amasna. Azka pernah menggambar hewan bertubuh kotak, yang ia sebut sebagai anjing yang baik. Entah kenapa, saya merasa bahwa itu juga merupakan petunjuk. Maka saya langsung membuat coret-coretan di kertas itu juga. 


KEYWORD: ARROGANT BASTARD. Tanggal lahir sampah @amasna adalah 12 Juni, tanggal pernikahan Boy juga 12 Juni. Istri sampah @amasna bernama SAVITRI. Anak Boy bernama SHALIMAR. SS adalah inisial Abi's ex-gf, yaitu Shalima Safitri (Thania). Istri Doit (sahabat kakak nya Boy) bernama Tania, yang juga merupakan salah satu teman saya yang saya kenal dari bekas teman-teman saya di gang pera. Tulisan paling bawah adalah kesimpulan saya bahwa Za bertattoo karena ia ingin saya ngeh, bahwa ia pernah menempel pada teman main saya saat kecil, yaitu om Tato (Eko Setijo Prabowo) yang rumah nya di Cinere; sama dengan rumah Chia dan kantor Boy

Saya bisa mendapatkan banyak info dan menyusun beberapa kesimpulan; HANYA DARI KEYWORD YANG SAYA DAPAT DARI ZA. Dari keyword tersebut, saya dapat membentuk link, YANG BERMUARA PADA SATU ORANG, YAITU BOY SUBARKAH. Za hanya menambahkan random tweets nya dengan kalimat-kalimat yang tak jelas, yang sebenarnya juga merupakan info bagi saya (gosip dan fitnah yang ia dengar dari mana pun).

Pada masa itu, Lukman Sardi adalah sepupu tiri Abi Yapto Soerjosoemarno, karena ayah Lukman menikah dengan tante nya Abi. Walaupun oma nya Abi dan eyang puteri saya adalah teman dekat; tapi hubungan saya dan Abi tak pernah lebih dari teman sekolah. Saya dan SS juga teman main saat sekolah, walaupun kami tak sekelas. Keluarga SS juga masih kenalan keluarga saya.
Foto saat lulus SMA Perguruan Cikini. Di whiteboard yang dibawa oleh teman-teman saya, tertulis nama Abi dua kali (pylox merah dan pylox hijau). Tulisan lain nya yang mendominasi white board tersebut adalah nama salah satu sahabat saya saat itu, MEITTY

- Ketika saya bekerja di production house milik sampah Mirwan Suwarso; saya beberapa kali bertemu Lukman yang diundang si sampah Mirwan untuk casting. Ternyata Lukman adalah sahabat Nizar, sepupu si sampah Mirwan Suwarso. Setelah itu, saya sering sekali ketemu Lukman di pertokoan, secara tidak sengaja. Berita terakhir yang saya tau, saat ketemu di salah satu mall, Lukman sempat bilang ke saya kalau ia tinggal di Depok bersama ibu nya.

- Bisa jadi Za sering mengenakan celana pendek, sebagai simbol bahwa ia adalah teman kecil saya dulu. Atau bisa juga menyimbolkan a boy (anak kecil lebih sering bercelana pendek)




- Post Za tenta Dion dan Neta yang ada di tumblr nya, sebenarnya adalah SINDIRAN untuk SAMPAH BUSUK PICO SENO aka @d3to. Karena ia menyuruh saya memblock Za (secara tak langsung via twitter) dan berjanji jika saya telah memblock Za; maka ia akan memblock @desyc. Tapi setelah saya blocked Za sebanyak dua kali; sampah busuk tersebut ingkar janji. Post Za adalah cerita yang dimodifikasi/disamarkan, tapi berdasarkan kisah nyata saya NonKanya (Neta) dan Deto (Dion).

- Ada satu hal lagi tentang Bandung, terutama Cipaganti; yang tak pernah saya tulis. Almarhumah ibu saya orang Bengkulu-Sunda. Banyak keluarga almh ibu saya yang masih tinggal di Bandung. Menurut cerita almh ibu saya dulu, keluarga beliau banyak yang tinggal di daerah CIPAGANTI.

Saat saya masih kecil, lebaran kedua kami selalu silaturahmi ke keluarga almh ibu saya yang di  bandung, tradisi mudik dan silaturahmi ke keluarga yg di Bandung, terhenti sampai saya SMA. TAPI TAK PERNAH SEKALI PUN, kami silaturahmi ke saudara-saudara/keluarga ibu saya yang tinggal di CIPAGANTI.
Nama kakek saya dari pihak ibu saya adalah BARAYA. Di Bintaro Jaya, ada BARAYA TRAVEL YANG LOKASI NYA SANGAT BERDEKATAN DENGAN CIPAGANTI TRAVEL; YANG BERSEBELAHAN DENGAN CHERRY BABY SHOP.


Za pernah mentweet bahwa ia berjemur sehingga kulit nya menjadi kecoklatan. Saya memang cenderung menyukai pria berkulit gelap/kecoklatan, dan hal tersebut pernah saya ungkapkan pada Za sambil lalu.
Kemudian Za sering mentweet soal kanker (cancer) ibunya, dan ada tumblr post Kenesh yang ada foto crab (kepiting). Lalu Kenesh pernah mau memesan kaastengels (kaastengels bahan dasarnya adalah cheese) sebanyak selusin pada adik saya, yang kata nya untuk tante nya. 1 lusin = 12.

Boy berkulit gelap kecoklatan. IBU Boy berzodiac CANCER, DAN SIMBOL ZODIAC CANCER ADALAH KEPITING. Saya -terutama Z- gila cheese, tanggal lahir Boy adalah 12. Pasangan kata 'OM' ADALAH TANTE (mungkin maksudnya adalah Om Henk). Dan di post sebelum ini, dokter Azka adalah juga seorang ahli jantung ANAK (BABY). Demi Allah Lillahi Ta'ala, dulu saya selalu menyebut Boy; MY BABY BOY.

Jika tweets mereka digabung, maka akan mendapatkan info. Tweets mereka sebagian besar mengarahkan saya pada satu orang, yaitu Boy. Tweets info yang menyerupai puzzle dan kode-kode tersebut harus saya pecahkan terlebih dulu untuk mendapatkan sebuah kesimpulan.

Saya juga tak akan pernah mengubah statement saya yang ini: Pilihan saya hanya dua >> the real) Boy, atau sendiri selama nya. 

Statement terakhir yang juga tak akan pernah saya rubah adalah: PRO Z FOREVER.

0 comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.