Pages

Friday, July 20, 2012

Kecelakaan (di) Otto Iskandardinata, Cawang

THE VOW

“Based on a true story about a young woman who loses all recent memory in a car accident and struggles to rebuild her identity while her husband tries to win her heart for the 2nd time. This is a story of the couple -Kim and Carpenter- dates from 1993, two months after their marriage; when their car was hit from behind by a fast-moving truck.” -The Vow


MY STORY

Dari Jakarta Pusat, kami mengarah ke Jakarta Timur dulu untuk mengantar dua orang sahabat saya yang tinnal di Polonia, Otto Iskandardinata (Dian dan Debbie). Saat itu sore hari, dan jalanan lengang. Lampu lalu lintas ke arah Cipinang Cempedak II telah hijau, ayah saya memberi sen ke arah kanan, dan mengemudikan mobil dengan perlahan untuk belok kanan. Tiba-tiba dari arah kiri ada hantaman keras. Mobil kami sempat terangkat/terpental sedikit ke kanan atas, sebelum menghantam aspal kembali.

Saat itu kami seperti tidak ngeh apa yang barusan terjadi. Hanya terdengar “Allahu Akbar” di mobil kami, yang diteriakan secara bersamaan oleh saya, ayah saya, dan sahabat-sahabat saya. Kaca depan dan samping kiri pecah berhamburan. Adik saya yang terkecil, Tyas, yang duduk di pangkuan ibu saya tangan kanan terkena serpihan-serpihan kaca mobil. Muka bagian kiri ibu saya penuh dengan pecahan kaca, beliau langsung pingsan di tempat, begitu pun Enna, adik saya yang nomor dua.

Mobil kami tiba-tiba dikerumuni banyak orang. Satu persatu dikeluarkan dari dalam mobil kami, ayah saya ikut membantu pengevakuasian karena beliau yang keadaanya tidak terlalu mengkhawatirkan saat itu. Ayah saya “hanya” terhantam setir (bagian dada dan pelipis berdarah). Orang yang pertama dikeluarkan adalah Banu, kemudian Debbie, lalu Dian, kedua adik saya, dan yang terakhir Ibu saya.

Saat itu saya sendiri seperti tidak sadar apa yang baru saja terjadi. Yang saya ingat hanya, ayah saya menampar-nampar Ibu saya sambil teriak histeris, “Bangun, bangun..”. Ibu saya saat itu sempat tidak bernafas. Alhamdulillah akhirnya ibu saya siuman, dan langsung dikeluarkan dari mobil.Saya yang terjepit sachis mobil -karena penumpang mobil kami penuh, maka saat dalam mobil, lutut saya, saya jepitkan di antara kursi depan sebelah kiri dan tempat seat belt- dikeluarkan teraklhir, dan proses nya pun lama.

Setelah semua penumpang mobil kami dikeluarkan, kami ditaruh/ditelentangkan di trotoar jalan raya. Untung tak lama. Beberapa taxi tiba-tiba langsung muncul dan mengangkut kami.. ke rumah sakit terdekat, Saint Carolus.

Saya divonis gegar otak dan lumpuh, karena lutut saya terjepit sachis mobil yang ringsek ke dalam. Beberapa hari dirawat di rumah sakit, saya minta pulang karena tidak betah; sebab kamar saya persis di sebelah kamar jenazah.

Saya masih kelas 1 SMA saat itu, dan hampir 1 1/2 bulan tidak masuk sekolah. Ketika sudah mulai bisa jalan kembali, saya masuk sekolah menggunakan tongkat bentuk setengah kotak berkaki 4 yang dianjurkan dokter. Saya bisa jalan lagi dengan normal setelah diurut H. Naim.

BERITA ACARA (LAPORAN POLISI)

Mobil Honda Civic Grand biru B 2033 RD yg dikemudikan ayah saya ditabrak mikrolet M-16 dari arah kiri, yang saat itu sedang melaju dengan kecepatan tinggi (di twitter saya pernah bilang mobil merah, ternyata terbalik. Yang tertabrak mobil biru, kemudian diganti asuransi mobil yang sama persis berwarna merah B2924 PK).

Di bawah ini adalah links detail kejadian (pemilik mikrolet tersebut adalah Miek Marisini beralamat di Asrama Zani RT 10). FYI laporan di bawah ini kurang detail dan banyak terjadi kesalahan pada pendeskripsian luka yang diderita korban):

http://postimage.org/image/bmvnb23fn/

http://postimage.org/image/ukplof4hz/

http://postimage.org/image/6rw94aez9/

http://postimage.org/image/3lzfmz9wj/

http://postimage.org/image/of6w8i8rx/

0 comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.