Friday, September 28, 2012
PENDAHULUAN
Saat saya menceritakan sesuatu, jangan dikira kata per kata adalah kode yang jauh dari konteks nya. Jika ingin mengetahui cerita yang sebenarnya; maka saya harus menceritakan secara detail kata per kata dalam pembicaraan saya dengan orang-orang yang nama nya ada di dalam post ini.
Saya harus menceritakan segala sesuatu dengan benar, agar orang-orang mendapat gambaran yang sesuai dengan cerita yang sebenarnya, sehingga dapat mengambil kesimpulan dengan tepat. Saya mengalami kesulitan untuk menceritakan kejadian yang sebenarnya jika kata per kata dikira kode/kalimat bersayap, yang bahkan seringkali diartikan jauh dari maksud/konteks nya.
Tiap kali membaca post saya, mohon agar:
- JANGAN PERNAH MENGAITKAN JUDUL DENGAN ISI POSTS, APALAGI JIKA MENGAITKAN INISIAL-INISIAL NAMA ORANG DENGAN HURUF AWAL TIAP KATA YANG ADA DI JUDUL.
- JANGAN PULA MENGAITKAN KATA-KATA YANG ADA DI POST INI DENGAN KATA-KATA YANG SAMA YANG PERNAH SAYA GUNAKAN DI POST LAIN, KARENA KALIMAT DAN KONTEKS NYA BERBEDA.
Demi Allah Lillahi Ta'ala semua tulisan ini adalah benar adanya, dan semua kalimat dan juga foto bukan lah kode atau kalimat bersayap bagi seseorang, apalagi bagi orang-orang yang tak saya kenal.
Saya Menentang
40 hari wafat nya ibu saya, diwarnai drama tak penting. Drama pada Minggu, 23 September 2012 tersebut sepertinya disutradarai oleh Boy Subarkah; dan/atau ia yang telah memburamkan pikiran keluarga saya.
DRAMA TERSEBUT MENYEBABKAN SAYA TERPAKSA MENINGGALKAN TEMPAT SAAT ITU JUGA. SAYA MENINGGALKAN PARA TAMU DAN KELUARGA BESAR SAYA; DAN MENGURUNG DIRI DALAM KAMAR. SAYA MEMILIH UNTUK MENGASINGKAN DIRI DAN MENGAJI SENDIRIAN, DARIPADA HARUS DIAM DI TEMPAT; DAN MENYETUJUI KEMUNAFIKAN YANG TERJADI DI DEPAN MATA SAYA.Tak ada seorang pun yang dapat mengatur dan/atau mengubah prinsip dan idealisme saya, sekali pun orang tersebut -orang yang saya maksud adalah secara umum, termasuk keluarga saya- punya kekuasaan dan/atau uang. uang tak dapat membeli/mengubah prinsip, idealisme, dan harga diri sayaSaya akan menentang siapa pun yang mencoba untuk mempersulit saya, mengatur jalan hidup saya, dan/atau mengubah prinsip dan idealisme saya.
SAYA MENENTANG.
Rabu, 19 September 2012
Saya dan adik-adik saya, pergi mengambil orderan kami di Thamrin City; yaitu buku Yaasin sebanyak 175 buah untuk dibagikan kepada para tamu yang akan hadir pada hari ke 40 wafat nya almarhumah ibu saya. Kebetulan di samping percetakan tersebut ada kios buku-buku bekas. Sebelum nya saya telah membeli beberapa buku di kios tersebut. Banyak buku bekas cetakan lama, yang sudah tidak dijual di toko buku. Saya yang kutu buku, selalu senang tiap kali menemukan kios buku bekas; karena seringkali ada buku bagus dengan harga miring, dan/atau ada judul dari beberapa pengarang favorite saya; yang belum saya miliki.
Tiap kali saya membeli buku -saya yakin kebanyakan orang juga melakukan hal yang sama seperti saya- saya pasti membaca sinopsis nya terlebih dulu. Saya memutuskan membeli buku, jika saya tertarik dengan sinopsis yang tertulis di sampul belakang nya; tanpa tau jalan cerita dan/atau kalimat-kalimat yang tertulis di dalam buku tersebut. Tapi nama nya juga kios buka bekas yang kecil; tetap tak banyak pilihan judul. Sementara saat itu saya hanya ingin membeli bacaan ringan.
Saat itu saya membeli dua buah buku. Salah satunya berjudul Satu Cermin Dua Bayang-Bayang, novel yang dirilis tahun 1982, karya Mira.W.
Saya tertarik membeli novel Satu Cermin Dua Bayang-Bayang, HANYA KARENA TERTARIK DENGAN KALIMAT INI: BENARKAH ANAK KEMBAR BERKEPRIBADIAN GANDA? Bukan karena merasa ada kejadian di buku tersebut yang dapat dikaitkan dengan jalan hidup saya saat ini dan/atau yang sedang saya alami.
Tapi ternyata; PEMBELIAN BUKU-BUKU TERSEBUT; TANPA DIDUGA MEMBAWA BENCANA BAGI SAYA dan BAGI MALAM PENGAJIAN YANG SEHARUSNYA TAK DIWARNAI DENGAN DRAMA APA PUN UNTUK MENGHORMATI ALMARHUMAH IBU SAYA.
Beberapa minggu lalu saya menulis puisi yang rencana awal nya akan dicetak di buku Yaasin 40 hari wafat nya ibu saya.
Di bawah ini adalah email balasan dari Dede Sutisna, salah satu karyawan BERKAH GRAFIKA; tempat kami memesan buku Yaasin almarhumah ibu saya. Nama percetakan nya saja BERKAH, mirip dengan nama Boy SUBARKAH.
Kok bisa-bisa nya keluarga saya BERANI BERSUMPAH DI ATAS AL-QUR'AN BAHWA TAK ADA DRAMA, KODE dan KONSPIRASI dengan BOY SUBARKAH?
AWAL NYA SAYA SAMA SEKALI TIDAK BERNIAT MEMPUBLISH SURAT TERSEBUT DI BLOG INI, TULISAN TERSEBUT BENAR-BENAR HANYA AKAN BISA DIBACA OLEH UNDANGAN YANG MENERIMA BUKU YAASIN dan SOUVENIR
Tapi setelah saya pikir beberapa kali; akhirnya saya meminta pihak percetakan untuk membatalkan pemuatan tulisan saya tersebut di buku yaasin almarhumah ibu saya. PEMBATALAN TERSEBUT BUKAN TANPA ALASAN.
SEPERTI YANG TELAH SAYA JELASKAN BERKALI-KALI, SY SANGAT TERTEKAN KRN MERASA TAK BISA BEREKSPRESI DENGAN BEBAS LAGI. APA PUN YG SY LAKUKAN, KATAKAN, TULIS, BAHKAN BARANG-BARANG YG SY BELI PUN DIANGGAP KODE. BAHKAN SEMUA SUMPAH SY DI POST SAYA BERSUMPAH, BEBERAPA HARI LALU SEPERTI TAK DIANGGAP, HANYA KARENA ADA 1 POST BARU DI TUMBLR YANG BELUM SEMPAT SAYA TULIS KETERANGAN.
SURAT SINGKAT BERALAMAT SURGA, ADALAH JUDUL SURAT SINGKAT SAYA. DARI JUDUL NYA SAJA SUDAH SANGAT JELAS, BAHWA SAYA MENGHARAPKAN dan MENDOAKAN AGAR ALMARHUMAH IBU SAYA DITEMPATKAN DI SURGA.
Dear Mama,
Apa yang dapat kutuangkan di atas
secarik kertas kosong ini; ketika mata kosongku tertumbuk nanar pada wajah Mama
di balik jejeran bingkai? Tak ada satu pun kata yang menghuni otakku yang
terkunci mati, tiap mengingat Mama telah terlelap di balik selembar kain putih
tersimpul mati.
Tapi aku harus paksakan diri
menulis surat ini…
Ma, menurut Mama; inikah jalan
Allah untuk mengakhiri perdebatan panjang kita? Mulutku seperti dibisukan
ketika melihat Mama mengawali tidur panjang Mama dalam kebisuan. Saat kebatilan
mulai terungkap, dan kebenaran mulai terkuak; Mama justru tak ada menemaniku
menikmati keadilan.
Tapi Allah Maha Adil. Setelah
semua serpihan kebenaran terkumpul menjadi satu keping keadilan; Mama baru
diistirahatkan. Lelah kah Mama melihat upayaku mencari kebenaran? Aku tidak. Tenagaku tak akan pernah habis
untuk bahagiakan Mama di surga. Usahaku untuk membuat Mama bangga tak akan
pernah terhenti; walau Mama telah terbujur kaku. Karena tiap kebanggaan yang
pernah terbit dari mata Mama; adalah harta yang tak ternilai bagiku.
Ma, kata orang-orang; surga
berada di telapak kaki ibu. Tapi ketika aku bersimpuh dan menciumi telapak kaki
Mama yang telah dingin dan pucat; bukan aku meminta surga. Itu untuk meminta
ampun atas segala kekeliruanku tiap kali
memekikkan kebenaran; yang mungkin sempat membuat telinga Mama pekak.
Semoga kembalinya Mama ke
Haribaan Ilahi memberikan ketenangan; dan surga menyajikan kedamaian bagi Mama.
Karena di surga tak ada yang salah; segalanya adalah benar.
Lafalan Yaasin akan aku
kumandangkan setiap hari, sesuai permintaan Mama. Seumur hidupku, di tiap
hariku; dan itu janjiku. Karena kita tak pernah salah; dan semua doa adalah
benar.
“Selamat jalan, Ma. Semoga Mama selalu bahagia di surga. Jangan
salah menilai aku. Kasih sayang dan pengabdianku pada Mama kuwujudkan dengan
cara yang berbeda. Tapi semua yang kulakukan adalah untuk Mama; dan atas nama
keluarga. “
(Tetiba tanganku beku. Otakku
kembali mati. Tersengal kehabisan kata.)
Sembah sujud,
-Kanya Anjari Subroto-
JIKA ADA YANG MENGIRA TULISAN SAYA MENGANDUNG KODE, ATAU ADA YANG TERLALU SENSITIF MENGIRA BAHWA TULISAN TERSEBUT DITUJUKAN UNTUK NYA. LEBIH CELAKA NYA, JIKA BANYAK YG GAGAL PAHAM DALAM MENELAAH KALIMAT-KALIMAT PUITIS ALA SAYA.
Perlu diketahui, bahwa hanya karena Boy dapat memantau handphone dan semua accounts saya (email dan sebagai nya); MAKA IA SELALU MERASA BAHWA APA PUN YANG SAYA TULIS DITUJUKAN dan/ATAU KODE UNTUK NYA. Seperti yang telah saya katakan, ciri khas/gaya tulisan sy cenderung "seadanya/kata-kata saklek", bukan kalimat indah; dan ini sepertinya YANG DISALAHARTIKAN OLEH BOY, YANG KEMUDIAN MERACUNI PIKIRAN KELUARGA SY DENGAN ASUMSI NYA YANG SALAH BESAR.
Ada beberapa kalimat di tulisan saya yang saya yakin, pasti disalahartikan oleh ORANG-ORANG YANG BERPIKIRAN PICIK -YANG TERLALU "MENGAGUNGKAN-AGUNGKAN" KODE- SEHINGGA MEMBUAT PIKIRAN MEREKA SELALU "KOTOR" DAN NEGATIF AKAN SY, MAAF, DENGAN LANTANG SAYA HARUS MENYEBUT KELUARGA SAYA PUN TERMASUK.
BEBERAPA KALIMAT DIANTARA NYA ADALAH:
"Tak ada satu pun kata yang menghuni otakku yang terkunci mati" << Terkunci mati krn sy msh shocked dan saat itu tak bisa berpikir harus menulis apa; tapi saya ingin menulis sesuatu utk almarhumah ibu saya.
"...tiap mengingat mama telah terlelap di balik selembar kain putih tersimpul mati." << bukan kah kain kafan selalu disimpul mati?
"kata orang surga ada di telapak kaki ibu." << HANYA ORANG SINTING YG TAK TAU PERIBAHASA INI.BHW SURGA ADANYA DI BAWAH TELAPAK KAKI SEORANG IBU. MAKSUD SY SECARA GENERAL/UMUM, BUKAN EYANG PUTERI SY YG BIASA SY SEBUT 'IBU'.
"...tapi ketika aku bersimpuh di telapak kaki mama yang dingin dan telah pucat; BUKAN AKU MEMINTA SURGA. Itu untuk meminta ampun atas segala kekeliruanku tiap kali memekikkan kebenaran, yg mgkn sempat membuat telinga mama pekak" . SY RASA UNTUK SEBAGIAN ORANG YG TIDAK PICIK DAN DAPAT MENCERNA KALIMAT; KATA-KATA SY DAPAT DIMENGERTI, BAHWA SY MENCIUM TELAPAK KAKI IBU SY DENGAN TULUS UTK MEMINTA MAAF PADA IBU SY; BUKAN HANYA KRN AGAR SY MASUK SURGA NANTI NYA. Dan KEKELIRUAN YG SY MAKSUD BUKAN BERARTI SY MERASA BERSALAH ATAS SEGALA ARGUMEN SY BERDASARKAN PRINSIP HIDUP SY YG SY YAKINI BENAR. Itu hanya lah ungkapan bahwa saya merasa "berdosa" karena acapkali terlalu "lantang" menyuarakan kebenaran dan pendapat dan kata pekak, hanya lah kiasan, pengganti kata >> mungkin ibu sy terganggu tiap kali kami berargumentasi.
"Semoga kembali ke haribaan ilahi memberikan ketenangan, dan surga menyajikan kedamaian bagi mama, karena di surga tak ada yang salah; segala nya adalah benar." << apa yg salah dengan kalimat ini? BUKAN KAH DI SURGA HANYA ADA ORANG BAIK, DAN TAK ADA ORANG JAHAT? DAN SETAU SY DI SURGA SEGALA NYA BENAR/INDAH.
JIKA MENCERNA DAN INGIN MENYIMPULKAN SUATU KALIMAT, SEBAIKNYA BACA DENGAN TELITI KALIMAT SEBELUM DAN SESUDAH NYA.
Karena itu lah maka ada kalimat di tulisan sy terkait dengan permintaan almh ibu sy tersebut; yg akhirnya menjadi dilema bagi sy, mengingat ADA KATA >> TIAP HARI. SY "TAKUT" JIKA BUKU YAASIN TERSEBUT DITERIMA OLEH SALAH SATU PIHAK KELUARGA SI SAMPAH BUSUK PICO SENO, DAN TERBACA OLEH SAMPAH BUSUK TSB; BISA-BISA DIKIRA KODE. Tapi saya tak dapat menemukan padanan kata/kata lain yg makna nya sama dengan: tiap hari.DEMI ALLAH LILLAHI TA'ALA ALMARHUMAH IBU SAYA MENDATANGI SAYA SETELAH BELIAU DIMAKAMKAN. BELIAU MEMELUK SAYA, MEMINTA MAAF ATAS KESALAHAN BELIAU DAN MEMINTA SAYA UNTUK MEMBACA YAASIN DAN MENGIRIM DOA UNTUK BELIAU, TIAP HARI ATAU MINIMAL DUA HARI SEKALI. JIKA SAYA TIDAK MEMBACA YAASIN SESUAI PERMINTAAN ALMH IBU SAYA; BELIAU BILANG TAK AKAN TENANG KARENA MERASA TIDAK SAYA MAAFKAN.
Kalimat yang membuat saya dilematis tersebut adalah: "Lafalan yaasin akan 'ku kumandangkan setiap hari sesuai permintaan mama seumur hidupku, di tiap hariku, dan itu janjiku. karena kita tak salah; dan segala doa adalah benar" . KITA TAK SALAH, MAKSUD NYA ADALAH SAYA DAN ALMHURMAH IBU SAYA YANG MERASA BERSALAH.
SAYA TAK BERSALAH KARENA SAYA DIFITNAH DAN SY ANGGAP ALMARHURMAH IBU SAYA JUGA TAK BERSALAH, KARENA BELIAU WAKTU ITU TAK TAU SAYA DIFITNAH; DAN KARENA SAYA YAKIN ADA ORANG YANG BANYAK MEMBERI LAPORAN KACAU SEHINGGA MERACUNI PIKIRAN JERNIH ALMHURMAH IBU SAYA DAN JUGA KELUARGA SAYA. SAYA YAKIN BOY LAH ORANG NYA.
Minggu, 23 September 2012
Tenda putih berhiaskan pita-pita cokelat telah dipasang dari pagi. Catering datang menjelang siang untuk menata meja dan menyiapkan makanan-makanan dan minuman.
Acara pengajian dimulai pukul 19.00. Pukul 17.00, teman-teman dekat ibu saya, datang terlebih dulu karena mereka mau mengadakan pengajian sendiri. Ketika saya menemui mereka, beberapa dari mereka mengajukan pertanyaan yang sama pada saya, "Masih ingat ngga sama kita-kita?"; seolah-olah saya terkena penyakit amnesia menahun.
Pada saat saya duduk bersiap untuk pengajian, adik saya Enna, tiba-tiba bilang ke saya (seperti mengutip kalimat Astrid Amalia),
Enna : "Nanti waktu makan kerudung nya dilepas aja..".
Saya : "Kenapa musti dilepas?"
Enna : "Nanti bordir sama payet yang di kaftan kita jadi ngga keliatan.."
Saya : "Ngga ah, ini kan pengajian. Emang kita mau fashion show?"
Kemudian saya dan Enna tertawa kecil.
Setelah itu, ADA SEORANG IBU-IBU YANG BARU DATANG, MELEWATI SAYA UNTUK MENYALAMI AYAH SAYA yang duduk di sebelah saya. SAMBIL MELEWATI SAYA, KELIHATAN SEKALI IBU-IBU BERJILBAB TERSEBUT DENGAN SENGAJA MENGINJAK BUKU YAASIN YG SY SEDANG PEGANG (kebetulan yang sedang saya pegang adalah buku yaasin almarhumah ibu saya).
APA MAKSUD IBU BERJILBAB TERSEBUT? RASA NYA SAAT ITU KEPALA IBU TERSEBUT INGIN SY KEPRUK DENGAN BUKU YAASIN. PASTI IBU ITU DISURUH -PENGINJAKAN TSB ADALAH BAGIAN DARI DRAMA dan KONSPIRASI.
Kemudian ketika kami dan para tamu telah bersiap untuk mulai membaca Yaasin dan tahlil, tiba-tiba listrik mati. FYI, selama saya tinggal di daerah rumah saya yang baru ini; jarang sekali mati lampu dan/atau ada pemadaman listrik mendadak.
Demi Allah Lillahi Ta'ala, ketika pengajian mau dimulai (sekitar pukul 19.00) listrik rumah saya mati. Panji (ipar saya) menyalakan senter dari pintu depan, kemudian ibu-ibu yang memimpin pengajian tersebut bilang, "Tunggu aja..". Lalu semua orang sibuk menyalakan lilin-lilin, bersamaan dengan itu hujan turun dengan derasnya.
Adegan di atas mirip sekali dengan buku yang baru saya beli yaitu Satu Cermin Dua Bayang-Bayang tersebut. Saya yang TIDAK MERASA SEDANG MENUNGGU SIAPA PUN (baik di dunia nyata atau pun tak nyata), langsung merasa tak suka dengan drama dan konspirasi tersebut. Saya langsung meninggalkan ruangan saat itu juga, dan memilih untuk mengaji sendirian di kamar.
Lampu baru menyala menjelang pukul 22.0, dan saya mendengar semua orang di luar bertepuk tangan dan berteriak, "Horeee!". Di novel tersebut, kalau tak salah, salah satu anak kembar tersebut berteriak horeee, pada saat ibu mereka membolehkan mereka ikut ke swalayan.
Untuk apa drama tersebut dipentaskan di rumah saya? Untuk apa adik saya menyuruh saya melepas kerudung saya? Untuk apa buku Yaasin almarhumah ibu saya diinjak? Untuk apa pada saat pengajian mengenang 40 hari wafat nya almarhumah ibu saya, listrik dipadamkan?
Hanya karena tokoh di Satu Cermin Dua Bayang-Bayang tersebut adalah Peter, yang beragama non-muslim, lalu saya dikira membelot? Boleh saya bilang kalian lah yang gila? Hanya karena saya membeli novel, kemudian dikira kode?
Demi Allah Lillahi Ta'ala, saya tak merasa ada kejadian di buku tersebut yang dapat dikaitkan dengan yang sedang saya alami dan/atau rasakan.
Tenda putih berhiaskan pita-pita cokelat dan makanan melimpah di atas meja-meja berhiaskan taplak cantik serta bunga-bunga di atasnya; disiapkan sedari pagi.
Untuk apa? Menghormati almarhumah ibu saya?
Almarhumah sudah tak dapat menikmati makanan enak dan hiasan indah. Surga lebih indah dari segala hiasan yang ada pada malam itu. Pemadaman listrik dengan sengaja saat malam pengajian; sama saja tak menghargai almarhumah.
Keluarga besar saya yang SELALU MERASA BENAR, MUNGKIN LUPA; BAHWA ALMARHUMAH IBU SAYA BISA SAJA SEDIH DAN TAK SUKA KARENA PADA SAAT PENGAJIAN UNTUK NYA; LISTRIK DIPADAMKAN DENGAN SENGAJA.
Keluarga besar saya NAMPAK NYA LEBIH MEMENTINGKAN DRAMA DARIPADA MENGAJI DENGAN PENERANGAN. APA ITU BISA DISEBUT MENGHORMATI DAN MENGHARGAI ALMARHUMAH (dengan sengaja memadamkan listrik)?
Perlu digarisbawahi, bahwa sejak kamis 30 agsts 2012 s/d saat kalian membaca tulisan ini -walaupun sy mengupdate blog dan/atau twitter- SAYA TETAP TIDAK MEMBUKA TIMELINE SIAPA PUN.
Dan per tanggal tersebut pula lah, handphone saya masih saya letakkan di ruang keluarga, dan hampir 24 jam DALAM KEADAAN OFF, dan hanya saya gunakan jika saya ada kepentingan (untuk hal-hal dan/atau mengupdate yang anggap penting); hal tersebut dikarenakan SAYA MASIH AMAT SANGAT MUAK PADA (THE REAL) BOY, dan agar pikiran keluarga saya terbuka bahwa (THE REAL) BOY aka @toiletcafe aka @penagenic memang sering mentweet hal-hal ngaco yang tak sesuai dengan yg sedang terjadi.
Orang-orang seperti SUDAH TAK BISA MENGGUNAKAN AKAL SEHAT. Walaupun Boy dan Chezar PERNAH "MENEMPEL" SATU SAMA LAIN, dan MESKIPUN POSISI MEREKA DITUKAR; tapi Boy dan Chezar TETAP MERUPAKAN INDIVIDU YANG BERBEDA, DENGAN KARAKTER DAN WATAK MASING-MASING.
Saya keberatan jika ketika saya memaki/mengkritik Boy dan/atau Arman; saya juga dianggap mengkritik Chezar. TIDAK MASUK AKAL. DENGAN ALASAN APA PUN (POSISI YG DITUKAR dan/atau PERNAH SALING "MENEMPEL"), ARMAN, BOY, CHEZAR; ADALAH INDIVIDU-INDIVIDU YANG BERBEDA dengan WATAK, KARAKTER, SERTA KELEBIHAN DAN KEKURANGAN NYA MASING-MASING.
Chezar tak mungkin bisa/tega memperlakukan sy seolah-olah sy sampah; yg mana PERNAH DILAKUKAN OLEH SAMPAH BUSUK PENGECUT PICO SENO.
Chezar tak mungkin bisa/tega mengucapkan kata TAI, DAN MENGANCAM AKAN MENAMPAR SAYA SEPERTI YG PERNAH DILAKUKAN SAMPAH BUSUK AMERTA NUGRAHA.
Chezar tak akan mungkin terus melakukan hal-hal yg tak sy sukai (misal ngetweet ngaco/asal). Z tak mungkin tega memberi laporan tak benar pada kel sy, apalagi melempar sy dengan rokok menyala seperti yg pernah dilakukan Boy dulu.
Chezar tak akan mungkin bisa/tega menampar dan mendorong serta mengusir saya seperti yang pernah dilakukan Arman.
Menganggap Chezar, dan/atau menyamakan Chezar dengan PARA SAMPAH INI >> Arman, Pico (@pico aka @d3to), Amerta Nugraha (@bang_ganteng), @treespotter, @Ciel_duke, @penagenic, Mirwan Suwarso, dll; ibarat menyamakan permata dengan batu kali << kiasan
TIDAK MASUK AKAL DAN LOGIKA, SERTA MERUPAKAN SUATU KEBODOHAN. KONSPIRASI DAN DRAMA INI MEMBUAT ORANG-ORANG MENJADI BODOH KARENA DIBODOHI, DIPAKSA DAN DICEKOKI TERUS MENERUS UNTUK MENERIMA HAL-HAL YANG TAK MASUK LOGIKA.
Konspirasi dan drama ini telah merampas KEBEBASAN SY DALAM MELAKUKAN APA PUN DAN BERPENDAPAT. KONSPIRASI DAN DRAMA INI TIDAK ADA UNSUR MENDIDIK SAMA SEKALI; BAHKAN DAN MERUPAKAN PEMBODOHAN MASSAL. Contoh: Ibu berjilbab yang dengan sengaja menginjak buku Yaasin yang saat itu sedang saya pegang; adalah salah satu orang terbodoh yang mau saja dibodohi dan disuruh, hanya demi konspirasi dan drama tak masuk akal
Jika saya dan (the real) Boy kembali bersatu berarti MEMANG ALLAH YANG MENGHENDAKI; DAN SAYA TAK DAPAT MELAWAN TAKDIR. DAN BERARTI DI BEBERAPA KASUS; MEMANG CINTA MENGALAHKAN LOGIKA.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.